Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nama-nama Bos Yakuza Dipasang di Lentera Kuil Hananoiwayajinja

Kekayaan Yakuza memang luar biasa. Kalau listing di pasar modal, pasti bisa bersaing berimbang dengan

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Nama-nama Bos Yakuza Dipasang di Lentera Kuil Hananoiwayajinja
ASAHI SHIMBUN
Tugu Lentera Yakuza di kuil Hananoiwayajinja , Kumano, perfektur Mie, Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Kekayaan Yakuza memang luar biasa. Kalau listing di pasar modal, pasti bisa bersaing berimbang dengan perusahaan raksasa dunia setingkat Toyota Motor. Begitulah analisa seorang pengamat ekonomi Jepang. Gambaran kekayaan yang luar biasa itu membuat sindikat kejahatan Jepang ini sangat “kuasa” memainkan uangnya untuk segala hal.

Maksudnya baik untuk membantu penyelenggara kuil, atau untuk promosi yakuza, tidak diketahui. Yang pasti ada empat tugu lentera di kuil Hananoiwayajinja di Kumano, perfektur Mie, Jepang, yang memuat nama bos-bos Yakuza sebagai penyumbang kuil tersebut. Antara lain tertulis Kenichi Shinoda dan Kiyoshi Takayama para bos dari Yamaguchi-gumi.

Melihat tugu lentera tersebut, polisi kesal juga dan menurut koran Asahi, polisi meminta dengan sangat kepada para pengelola kuil agar tugu lentera itu dipindahkan atau tak boleh kelihatan masyarakat umum. Akhirnya pengelola kuil menghapus nama-nama yang tertulis di tugu lentera tersebut dan lentera tetap dibiarkan pada posisi semula.

Kejadian tersebut pada bulan Maret 2012, polisi yang memeriksa kuil itu menjadi sensitif, “Kami meminta para pengelola kuil untuk memindahkan lentera itu. Tak boleh ada kaitan dengan kelompok kejahatan, apalagi pada lampu lentera tersebut yang berada di tempat Warisan Budaya Dunia yang diakui oleh badan budaya PBB, Unesco,” papar seorang polisi perfektur Mie.

Kuil tersebut, tertua di Jepang, tercatat dalam Warisan Budaya Dunia (World Heritage) dan merupakan bagian dari tempat-tempat suci yang tercatat di Unesco, beserta rute perjalanan ritualnya di daerah pegunungan Kii di sana, yang setiap tahun dikunjungi sekitar 50.000 orang yang hijrah untuk berdoa di sana.

Seorang pengurus kuil mengakui menerima sumbangan 4 tugu lentera tersebut dari seorang kenalannya bulan Maret 2005, setahun setelah kuil tersebut tercatat di Unesco. Sumbangan diterima kuil cukup besar dan sebagai balas jasa, memasang tugu lentera dengan nama bos Yakuza di sana, “Tapi saya menerima dan mengetahui namanya pun, kami benar-benar tidak tahu siapa orang ini yang namanya tertulis di sini,” papar pengelola kuil tersebut.

BERITA TERKAIT

Pihak kuil mengakui meminta sumbangan jemaatnya seandainya ada yang bersedia menerangi sekitar kuil dengan lentera karena memang sebelumnya sangat gelap di sana. Kemudian datanglah jawaban dari teman pengelola kuil dan sumbangan datang serta dibangunlah empat tugu lentera yang menerangi kuil tersebut, tanpa sadar bahwa nama yang tertulis di sana adalah bos-bos Yakuza.

Polisi perfektur Mie meminta lentera agar dipindahkan pada sekitar Agustus 2010. Lalu pihak pengelola menanggapi dengan memutar tugu lentera itu agar tak terlihat nama penyumbangnya, yaitu Takayama (lentera diputar dan diarahkan ke bagian dalam sehingga inskripsi nama tak terlihat langsung dari muka jalanan pengunjung.

Lalu bulan  November 2011,  dua tugu lentera atas nama Shinoda, top bos Yamaguchi-gumi,  dihapus inskripsi tersebut, tetapi tugu tetap pada tempatnya.

Mengapa makan waku yang cukup lama, beda waktu perlakuan tugu lentera antara Takayama dan Shinoda? Khusus untuk top bos Yamaguchi-gumi, pihak kuil tak mau sembarangan, “Kita harus menghormati semua penyumbang, tak bisa sembarangan menghapus namanya, tidak sopan itu. Jadi kami minta izin kepada orang yang namanya tertulis pada tugu lentara tersebut.”

Akhirnya Shinoda menyetujui penghapusan namanya dari tugu lentera tersebut sehingga barulah setahun kemudian nama Shinoda dihapus.

Petugas kantor wali kota setempat mengatakan, mereka tak bisa berbuat apa-apa karena tugu lentera berada di dalam wilayah kuil, bukan di tempat umum. Sementara ini mereka akan mengamati dulu situasi kondisi setempat apa yang akan terjadi setelah penghapusan nama tersebut, ungkapnya di akhir tahun kemarin.

Kuil di Jepang sangatlah dihormati dan dijaga dengan baik oleh 90 persen masyarakat Jepang. Pengaruh dan kekuatan kuil serta pengurusnya di masyarakat Jepang masih sangat kuat dan dihormati sekali. Karena itu kasus tersebut menjadi pelajaran juga bagi banyak kuil lain di Jepang agar lebih berhati-hati lagi dalam menerima sumbangan dari pihak yang tidak dikenalnya, harapan seorang polisi Jepang kepada Tribunnews.com.

Selain tugu lentera, sumbangan kepada kuil di Jepang juga bisa berupa lampion kertas yang digantung berderet di sekitar pagar kuil. Lampion itu tertulis nama-nama para penyumbang, sehingga jelas terbaca saat lampu lampion dinyalakan.

INTERNASIONAL POPULER

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas