TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tentara Timor Leste berencana melakukan penangkapan terhadap tokoh pemuda Rosalia Marshal alias Hercules. Upaya tersebut terkait kedatangan Hercules baru-baru ini ke Timor Leste melalui bandara Comoro-Dili.

Seperti dikutip dari situs timorhauniandoben.com, Panglima Angkatan Pertahanan Timor Leste (F-FDTL)Mayor Jenderal, Lere Anan Timur mengatakan tidak setuju atas kedatangan Hercules yang disambut gegap gempita di Timor Leste oleh para polisi layaknya seorang presiden.

"Saya mendengar bahwa warga di Atambua ingin kembali ke Timor, saya tidak setuju dengan hal ini. Meskipun beberapa dari pemimpin kita (Timor Leste), ingin menciptakan persatuan nasional," kata Lere seperti dikutip dari situs timorhauniandoben.com, Sabtu(12/1/2013).

Jenderal Lere mengatakan dia tidak setuju karena khawatir jika warga eks pro integrasi kembali akan ada lagi sengketa tanah dan lain-lain, diantara orang-orang yang berada di pengungsian, mereka yang ingin kembali ke Timor Leste.

Lere menegaskan, warga Atambua ketika kembali ke Timor Leste tidak memiliki hak kekayaan (aset) saat mereka meninggalkan Timor Leste.

"Bagi saya, dia (Hercules) tidak akan pernah menjadi besar, ia  menganjurkan kembali ke masa lalu. Ini terlalu merendahkan martabat Timor Leste, "kata Lere.

Lere menyatakan, jika Hercules kembali lagi, dia akan menangkapnya sebagai bagian dari tugas tanggung jawabnya. Lebih jauh Lere menegaskan, siapa pun tidak bisa datang kemudian mengintervensi Timor Leste, karena sudah menjadi negara, bukan provinsi Indonesia.  

Hercules diketahui lahir di distrik Ainaro, Timor Leste.  Dia kini menjabat Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) yang juga terafiliasi dengan Partai Gerindra.

Sampai berita ini diturunkan Hercules belum bisa dikonfirmasi seputar pernyataan Jenderal Lere yang mengancam akan menangkap dirinya.