Ikhwanul Muslimin Tuntut Morsi Dikembalikan Jadi Presiden Mesir
Kepolisian Mesir menangkap sedikitnya empat orang, yang disinyalir akan melangsungkan serangan teror balas dendam.
TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Para anggota dan simpatisan Ikhwanul Muslimin turun ke jalan-jalan selepas Salat Jumat (5/4/2013), menuntut dikembalikannya Mohamed Morsi menjadi Presiden Mesir.
Sebelumnya, pada Rabu (3/7/2013) malam, militer Mesir menggulingkan Morsi. Sejak itu, Ikhwanul Muslimin mendesak para pendukung Morsi turun ke jalan-jalan, dan menyuarakan kemarahan mereka. Kelompok itu juga mengancam akan melancarkan serangan balasan dengan kekuatan.
Kepolisian Mesir menangkap sedikitnya empat orang, yang disinyalir akan melangsungkan serangan teror balas dendam. Mereka ditangkap atas tuduhan kepemilikan senjata dan bahan peledak.
Angkatan Bersenjata Mesir menyatakan akan menjamin hak-hak masyarakat untuk protes, termasuk mereka yang mendukung Morsi, selama tidak menimbulkan kekerasan atau perusakan properti.
Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata juga mengatakan akan melindungi semua kelompok dari serangan balas dendam.
Meskipun berjanji akan melindungi semua hak masyarakat Mesir, militer Mesir berencana menutup Ikhwanul Muslimin.
Morsi adalah mantan pemimpin kelompok itu, dan kemudian menjadi salah satu presiden pertama yang terpilih secara demokratis di Mesir.
Seorang juru bicara untuk Kebebasan Morsi dan Partai Keadilan, sayap politik Ikhwanul Muslimin mengatakan, apa yang dimulai sebagai sebuah kudeta militer, berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih.
Kantor Kejaksaan Mesir telah mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mohamed Badei, atas dugaan melakukan penghasutan dan pembunuhan, juga mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin Mohamed Mahdi Akef.
Media pemerintah melaporkan bahwa mereka telah ditangkap, namun Ikhwanul menyebut hal itu merupakan desas-desus palsu. (*)