TRIBUNNEWS.COM, PHNOM PENH - Partai oposisi Kamboja, Senin (29/7/2013) menolak hasil pemilihan umum yang digelar akhir pekan lalu.

Dalam penghitungan suara, Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang merupakan partai Perdana Menteri Husen, berhasil memenangkan pemilihan umum. Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP), menuding telah terjadi kecurangan dalam pelaksanaan pemilihan umum.

"CNRP tidak menerima hasil pemilihan parlemen yang kelima, karena CNRP menemukan banyak penyimpangan serius," ujarnya dalam pernyataan partai seperti dilansir Tribunnews dari channelnewsasia.com.

Untuk itu mereka mendesak dibentuknya komite penyelidikan yang mewakili pihaknya, partai pemenang pemilu, Komite Pemilihan Nasional, Organisasi sipil dan PBB.

Dalam pengumuman hasil Pemilu Minggu lalu, CPP memenangkan 68 dari 123 kursi yang tersedia di majelis rendah. "Kita bisa mengatakan bahwa kami telah memenangkan Pemilu kali ini," ujar juru bicara CPP, Khieu Kanharith.

CPP memiliki 90 kursi dalam Pemilu sebelumnya, dimana hal itu menandakan bahwa mereka telah kehilangan 22 kursi pada Pemilu kali ini.

Walau demikian, CNRP menuding telah terjadi kecurangan yang mempengaruhi hasil pemilu secara signifikan yaitu hilangnya nama ribuan orang dan daftar pemilih dan telah dipakainya ribuan suara tanpa digunakan oleh pemilik aslinya.

Selain itu mereka juga memprotes jeleknya kualitas tinta yang digunakan dalam pemilu. Tinta yang digunakan ternyata dapat dihapus dengan mudah, sehingga orang yang telah menyampaikan suaranya dapat kembali memilih.