Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

3 Alasan Indonesia Harus Aktif Soal Tragedi di Mesir

ada tiga alasan kenapa Indonesia harus melakukan aksi nyata untuk membela rakyat Mesir

Penulis: Bahri Kurniawan
zoom-in 3 Alasan Indonesia Harus Aktif Soal Tragedi di Mesir
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
Aksi solidaritas umat Muslim Sumsel yang tergabung dalam beberapa aliansi dan forum umat Muslim Sumsel melakukan aksi demonstrasi dan penggalangan dana untuk membantu saudara-saudara Muslim di Mesir di Bundaran Air Mancur, Jumat (16/8/2013). Aksi solidaritas disampaikan atas rasa prihatin dan simpatik serta senasib dan sepenanggungan dengan saudara muslim di Mesir yang dibantai sejaca keji oleh rezim meliter yang berkuasa saat ini. (TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengirim tim Symphatic of Solidarity (SOS) Egypt sebagai bentuk nyata kepedulian atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Mesir.

Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin menyebutkan setidaknya ada tiga alasan kenapa Indonesia harus melakukan aksi nyata untuk membela rakyat Mesir.

"Alasan pertama, kita harus ingat bahwa Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan RI," ujar Ahyudin di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (16/8/2013) malam.

Ahyudin membeberkan bahwa pengakuan kemerdekaan RI secara de facto oleh Mesir dilakukan pada tanggal 22 Maret 1946 atas desakan rakyat Mesir bersama Ikhwanul Muslimin, sedangkan pengakuan secara de jure (hukum) oleh Mesir ditandatangani pada tanggal 10 Juni 1947.

Alasan kedua, lanjut Ahyudin, yang terjadi di Mesir adalah aksi damai masyarakat sipil yang dilawan oleh militer bersenjata dengan cara-cara kekerasan.

"Itu adalah aksi damai atas kudeta miiter terhadap kepemimpinan Presiden Mursi dan dilakukan besar-besaran di Kairo. Tidak ada senjata, tidak ada kekerasan apapun dalam aksi damai tersebut," tuturnya.

Namun aksi damai tersebut justru dilawan dengan kekerasan dari militer bersenjata. Menurut Ahyudin, dari laporan media internasional jumlah korban yang tewas sampai dengan 14 Agustus 2013 tercatat lebih dari angka 4000 jiwa.

Berita Rekomendasi

"Dari catatan di tiga masjid dan tiga rumah sakit, korban tewas sudah mencapai angka 4500 jiwa," imbuhnya.

Alasan ketiga, lanjut Ahyudin, Mesir memiliki peran penting dalam mendidik Intelektual Indonesia. Bertahun-tahun intelektual Indonesia banyak yang dididik di Mesir dan menjadi calon-calon pemimpin di Indonesia.

"Saat ini tak kurang dari 5000 mahasiswa Indonesia belajar di Mesir, terutama Al-Azhar. Kami mengajak semua elemen masyarakat di Indonesia melakukan tindak nyata dan turut serta memprotes aksi kekerasan tersebut," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas