Ditanya soal Politisi, Gadis Cantik Ini Bilang: Pemain Golf Pro ya?
Inilah kenyataan yang ada di Jepang saat ini, hanya 38 persen anak muda Jepang yang tertarik kepada
Editor: Widiyabuana Slay
![Ditanya soal Politisi, Gadis Cantik Ini Bilang: Pemain Golf Pro ya?](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20140114_204736_anak_muda_jepang_ok_033.jpg)
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Inilah kenyataan yang ada di Jepang saat ini, hanya 38 persen anak muda Jepang yang tertarik kepada politik di Negeri Sakura, yang tertarik kepada pimpinan negaranya sendiri.
Sisanya, 62 persen generasi muda Jepang sama sekali tak tertarik kepada perpolitikan negaranya sendiri. Hasil survei TBS TV, Selasa (14/1/2014), terhadap 100 orang anak muda Jepang baru berusia 20 tahun kemarin.
"Saya tak tahu dia, siapa dia? Pemain golf pro ya?" jawab seorang gadis cantik dengan kimono menunjuk kepada gambar mantan Kepala Staf Angkatan Udara Jepang, Tamogami Toshio (65), yang sedang aktif berkampanye di Tokyo untuk bisa menjadi Gubernur Tokyo pada pemilu 9 Februari mendatang.
Gadis lain juga menyatakan tidak kenal tidak tahu ketika melihat gambar mantan PM Jepang Morihiro Hosokawa yang terpampang di ujung kiri dari Tamogami, juga calon Gubernur Tokyo mendatang, "Siapa ya itu, saya kayaknya pernah lihat, tapi siapa ya? Tak tahu deh," ungkap gadis yang lain.
Inilah suasana generasi muda Jepang yang ada di berbagai kota di Jepang, tak lagi perhatian kepada politik negaranya, tak memperhatikan atau tak tertarik kepada pimpinannya. Sebaliknya, mereka hanya tertarik kepada uang saja, mencari kerja supaya dapat uang sebanyaknya, "Sebagai pelajar seharusnya fokus kepada pelajarannya, belajar lebih gigih lebih baik agar cepat selesai sekolah, bukan malah pikir bagaimana dapat duit," papar Ryutaro Kitagawa seorang pendidik di Jepang kepada Tribunnews.com siang ini.
Itulah sebabnya pendidikan umum termasuk budaya juga diajarkan kepada murid sekolah bahasa Jepang Pandan College (www.pandancollege.com, tel. 021-2727-2511) di Indonesia yang mau belajar ke Jepang, "Bukan hanya pendidikan bahasa tetapi juga budaya Jepang dan pengetahuan umum kami ajarkan di Pandan College," papar Made Kusuma Asih Direktur Pandan College pula.
Lemahnya pendidikan di Jepang juga ditekankan Dewi Soekarno hari Minggu (12/1/2013) saat bicara kampanye mendukung calon Gubernur Tamogami di Akihabara, Tokyo, "Pendidikan di Jepang berubah sekali saat ini, lemah, karena itu ibu-ibu, orang tua harus bangkit untuk membantu anak-anaknya meningkatkan kualitas pendidikan anak-anaknya," tekannya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.