Awas! Chikan Datang ke Jakarta
Kejadian Chikan ini banyak terjadi saat pagi sekitar jam 8 pagi penuh sesak dan pulang kantor penuh sesak sekitar jam 18.00
Editor: Yudie Thirzano
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hari ini Tribunnews.com telah memunculkan berita "'Kamu Sengaja Senggol-senggol Payudara Saya ya? Ngaku aja!" (Lihat: http://bit.ly/1jl2xxi ). Orang yang menyenggol tersebut, biasanya lelaki (walau ada pula wanita yang lesbian), dan dengan pikiran sadar, biasa dinamakan Chikan, di Jepang. Jumlah orang melakukan Chikan, menyenggol dan atau meraba-raba bagian tubuh sensitif itu, akan semakin banyak seiring dengan semakin banyak pengguna KRL (kereta rel listrik) di Jakarta.
Mari belajar dari Jepang. Chikan di Jepang merupakan tindakan pidana dihukum antara 6 bulan sampai dengan 10 tahun, beserta denda pula yang tidak diketahui jumlahnya karena tergantung kasus masing-masing. Hal ini diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jepang Pasal 176.
Jumlah kasus Chikan cukup banyak di Jepang setahun sekitar 2000 kasus bertebaran di berbagai tempat khususnya di KRL atau KA (kereta api) saat pergi ke kantor dan pulang kantor karena pasti sangat penuh serta kereta api jarak jauh.
Beberapa jalur kereta api yang rawan Chikan di Kanto (Tokyo dan sekitarnya) adalah jalur Tokaido, Saikyo, Chuo dan Chiyoda Line. Upaya mengantisipasi Chikan dengan memasang berbagai poster Anti Chikan, Chikan adalah Kriminal, dan semacam tersebut, baik di stasiun kereta api, di dalam kereta api, maupun di tempat-tempat umum.
Siang hari juga ada chikan (chijo untuk wanita yang melakukan), yaitu pelecehan seksual di dalam kereta api yang penuh sesak. Bahkan survei 2001 (awal tahun 2000-an) menghasilkan data cukup mengagetkan. Terhadap sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) sekitar 70 persen siswa menyatakan pernah kena chikan.
Apa itu chikan atau chijo? Chikan adalah pelecehan seksual dilakukan laki-laki (chijo bagi wanita) di dalam kereta api atau KRL. Misalnya memegang-megang pantat wanita yang tak dikenal, meremas buah dada, dan pelecehan seksual lain. Bahkan, kalau melihat video porno Jepang, ada yang melakukan hubungan seks di dalam kereta api, terutama jalur jauh-jauh.
Kasus Chikan di Kanto saja tercatat di kepolisian Jepang sekitar 170 kasus per tahun. Chikan adalah perbuatan kriminal, karena itu hukumannya bisa masuk penjara dan atau denda yang cukup besar sampai jutaan yen.
Tribunnews.com sempat menyaksikan sendiri seorang gadis masuk lalu berdiri di samping pria ganteng dengan jas lengkap rapi layaknya pekerja kantoran. Tak lama kemudian tangan kanannya mulai meraba pinggang wanita yang baru masuk lalu perlahan ke bawah meraba pantatnya.
Kelakuan ini dilakukan terutama saat kereta api penuh sesak. Biasanya wanita tidak melaporkan kejadian tersebut karena malu yang besar. Diketahui banyak orang dan bisa masuk koran sehingga bisa malu besar, bahkan bisa diejek sekelilingnya bila mengetahui hal tersebut (di- Ijime).
Tetapi bagi wanita yang berani, melaporkan hal itu ke polisi, maka polisi langsung menangkap dan bisa dimasukan penjara dan atau denda cukup besar.
Apabila lelaki menyangkal perbuatan tersebut, pihak polisi punya alat khusus dan canggih saat ini sehingga bisa mengetahui pelaku secara benar. Sidik jari pelaku kelihatan di baju atau pakaian wanita yang dirogoh nya tersebut dapat kelihatan dengan jelas berkat bantuan alat khusus tersebut.
Itulah sebabnya lelaki di Jepang kalau keadaan sempit ramai penuh, biasanya sangat hati-hati dengan kedua tangannya. Tidak sedikit yang ke atas memegang pegangan kereta api. Yang penting tangannya tidak menyentuh pakaian wanita di dekatnya.
Kejadian Chikan ini banyak terjadi saat pagi sekitar jam 8 pagi penuh sesak dan pulang kantor penuh sesak sekitar jam 18.00.
Umumnya kereta api perjalanan agak jauh, sehingga pelaku kejahatan dapat melakukan aksinya dengan pelan-pelan (ada waktu untuk melakukan chikan).
Setelah melakukan, apabila sang wanita kelihatan melawan, maka pelaku biasanya menghindar pergi ke tempat lain, takut diteriaki wanita tersebut. Atau setelah pintu kereta api terbuka segera berjalan cepat menghindar.
Meskipun chikan dilakukan sebagai kejahatan, ada pula yang sengaja melakukan dengan direncanakan, khususnya terhadap tokoh masyarakat. Tujuannya adalah pemerasan. Hal ini dilakukan Yakuza dengan berkelompok.
Wanita sebagai pancingan dan anggota yakuza lain memperhatikan dari jauh. Apabila dilakukan chikan oleh tokoh tersebut, dia akan diperas, karena akan berhadapan dengan hukuman denda yang besar atau penjara bahkan nama baiknya rusak di masyarakat Jepang.
Info yakuza lengkap baca www.yakuza.in
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.