Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Curhat Sang Letkol Berganti Kelamin: Seharusnya Saya Perempuan

Dikutip dari ABC Australia, Mc Gregor sebelumnya dikenal sebagai pria maskulin. Punya karr di militer, dunia politik dan lahraga cricket.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Curhat Sang Letkol Berganti Kelamin: Seharusnya Saya Perempuan
KOMPAS.COM/SMH
Letnan Kolonel Cate McGregor (kiri). Dia dulu dikenal sebagai Letnan Kolonel Malcolm McGregor (pada foto di sebelah kanan ketika bersama mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd. 

TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA - Namanya Malcolm McGregor sepanjang hidupnya ia merasa kegalauan hingga akhirnya  memberanikan diri untuk berganti kelamin. Mengganti kelaminnya menjadi perempuan diusianya ke 50 yang ia impikan sejak kecil.

Dikutip dari ABC Australia, Mc Gregor sebelumnya dikenal sebagai pria maskulin. Punya karr di militer, dunia politik dan lahraga cricket.

"Saya merasa ada konflik dalam diri saya. Seperti sebuah orkestra sumbang. Sesuatu yang melengking, tak benar. Saya merasa sakit luar biasa," aku McGregor, yang kini bernama Cate McGregor, tentang mengapa ia menjadi seorang perempuan.

McGregor  berasal dari Toowoomba, Queensland dari keluarga keluarga militer. Ayahnya bertugas dalam perang dunia II. Menurut saudra kandungnya, Mary Saunders, saat muda McGregor tampak memiliki banyak bakat, termasuk dalam olahraga cricket.

Namun, sejak kecil, ia merasa bahwa ia sebenarnya ibarat mengenakan topeng.

"Setahun setelah ayah saya meninggal (saat McGregor berusia delapan tahun), saya mencoba beberapa baju ibu saya. Ibu mengetahui itu dan ia sangat tak suka. Saya sadar, itu gagasan buruk. Saya resah, tapi melanjutkan hidup saya. Saya berfungsi sebagai anak laki-laki," ujar Cate.

Sejak kecil, ia ingin jadi seorang tentara. Saat ia memasuki sekolah tentara, McGregor, yang pada waktu itu bersifat pemalu, cukup terkejut, namun kemudian menyesuaikan diri.  Fokusnya adalah menjadi seorang 'pejuang.'

BERITA REKOMENDASI

Di infanteri, ia bertemu pertama kali dengan David Morrison, yang saat ini menjabat panglima Angkatan Darat Australia. Ia dan Morrison masih bersahabat hingga sekarang. Menurut Morrison, sahabatnya sewaktu muda amat pintar, tetapi juga nekat.

Sedangkan McGregor sendiri mengaku bahwa ia dahulu "berani nekat". "Saya lakukan berbagai hal gila. Saya berkelahi di bar-bar di kota. Saya akan berkelahi dengan laki-laki terbesar di bar," ceritanya.

Pada tahun 1980-an, Ia meninggalkan angkatan bersenjata dan masuk ke dunia politik. Ia pernah bekerja untuk Partai Buruh dan Partai Liberal. Tahun 2001, ia kembali masuk militer.

McGregor juga menikah dengan seorang perempuan yang sampai sekarang masih ia cintai. Secara keseluruhan, hidupnya bahagia. Namun, kemudian perasaan ingin menjadi perempuan kembali timbul.

"Saya punya perasaan bahwa seharusnya saya ini seorang perempuan. Ini berbenturan dengan realita berat, yaitu bahwa saya seorang laki-laki berusia 55 tahun," cerita McGregor, "Rasa sakit yang saya alami saat musim panas terakhir saya sebagai seorang laki-laki tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.."

Akhirnya, ia harus bercerita pada Morrison, yang, selain temannya, juga atasannya.

"Waktu itu kita sedang menuju Melbourne," cerita Morrison, "Mal duduk di sebelah saya di pesawat...dan Mal tiba-tiba berkata, 'Bagaimana menurut kamu isu seputar orang-orang transjender?'"

Morrison kemudian bertanya "Pembicaraan ini nanti buntutnya seperti yang saya duga?" dan Malcolm MaGregor menjawab "Iya".

Morrison mengaku kemudian tak tahu harus berkata apa. Namun, setelah selesai menghadiri sebuah acara nantinya, ia menggandeng McGregor. "Saya akan ingat itu sampai saya meninggal. Saya ingat berkata 'saya bersama kamu. Saya tak tahu apa yang terjadi dalam hidup kamu. Saya tak bisa berempati denganmu soal itu, tapi saya bisa pastikan bahwa kamu teman saya, dan saya akan terus bersama kamu.'"

Setelah McGregor menjadi seorang perempuan, Morrison ingin bertemu dengannya.

"Dalam waktu 20 detik, kami tertawa seperti halnya saya tertawa dengan Malcolm," cerita Morrison. Cate sama saja dengan Malcolm, namun menjalani kehidupan yang berbeda, tambahnya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas