JICA Mulai Lakukan Studi Kelayakan Shinkansen Jakarta-Bandung
Perjalanan kereta api super cepat (shinkansen) lewat kereta api antara Jakarta - Surabaya, baru mulai disurvei atau dilakukan studi kelayakan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perjalanan kereta api super cepat (shinkansen) lewat kereta api antara Jakarta - Surabaya, ternyata baru mulai disurvei atau dilakukan studi kelayakan (FS) sejak pertengahan Februari lalu. Hasilnya diharapkan bisa keluar sekitar Agustus 2015. Itu pun masih FS antara Jakarta - Bandung. Setelah itu menunggu jawaban lagi dari pemerintah Indonesia untuk kelanjutan FS ke Surabaya.
Demikian ungkap sumber dari badan kerjasama internasional Jepang (JICA) Jun Saotome khusus kepada Tribunnews.com, Senin (17/3/2014).
"Kita baru saja memulai FS tersebut sejak pertengahan Februari lalu. Jadi masih lama hasilnya mungkin sekitar musim panas tahun depan hasil FS kami tersebut (sekitar Agustus 2015)," ungkapnya.
Penelitian yang dilakukan JICA memang sangat rinci dan sangat hati-hati karena ini adalah jalur kereta api cepat, bisa menghasilkan waktu hanya sekitar 3 jam perjalanan antara Jakarta ke Surabaya dengan kecepatan sekitar 300 kilometer per jam.
Karena resiko yang cukp tinggi tersebut FS dilakukan sangat detil dan sangat hati-hati.
"Tentu saja segi keamanan akan menjadi perhatian utama kami nantinya. Yang pasti dengan pengalaman kami yang sudah puluhan tahun membangun dan mengoperasionalkan Shinkansen, kami memiliki teknologi yang terbaru dan terbaik untuk menjaga keamanan itu semua nantinya," lanjutnya.
Keamanan tersebut termasuk juga kemungkinan jalur kereta api menembus gunung dan sebagainya sehingga jalur kereta api super cepat tersebut dapat menjadi yang terbaik dan teraman nantinya apabila memang terealisir di Indonesia di masa depan.
"Setelah FS selesai musim panas tahun depan, kami juga akan menantikan approval dari pemerintah Indonesia untuk melakukan FS selanjutnya sehingga sampai ke Surabaya akhirnya," ungkapnya lebih lanjut.
Untuk menjalankan FS tersebut JICA meminta bantuan lima perusahaan konsultan Jepang yang membuat satu konsorsium terdiri dari perusahaan yang ditunjuknya yaitu Nihon Consultant, Yachiyo Engineering, Oricon, Nihon Koei, serta Mitsubishi Soken.