Mengharukan, Surat dari Keluarga Pilot Malaysia Airlines
Hilangnya pesawat milik Malaysia Airlines berkode penerbangan MH370, Sabtu (8/3/2014), telah menjadi topik yang mengguncang dunia
Editor: Sanusi
Kami sudah terbiasa menerima keadaan itu, terutama ketika orang bertanya kepada kami, "Ayah mana?"
Aku akan menjawab mereka "Entah, (dia) di suatu tempat di seluruh dunia. Tidak yakin. Harus memeriksa daftar itu."
Sepanjang hidupnya, kehadirannya ditentukan oleh selembar kertas yang akan dia bagikan kepada kami pada setiap awal bulan.
Dia kadang-kadang akan kesal ketika saya bertanya kepadanya tentang lokasinya, karena itu aku harus memeriksa daftar terlebih dulu sebelum menelepon dia.
Sebelum dia berangkat kerja, masing-masing dari kami akan mengantar dia berangkat, melihat jemputannya datang membawa dia pergi.
Kadang-kadang di dini hari, lain kali di tengah malam. Kami akan mengucapkan "salam" untuknya terlebih dahulu sebelum tidur.
Dan setiap kali dia pulang kerja, semua orang di rumah akan bediri menyambut di depan pintu.
Aku tak menyadari betapa pentingnya ritual itu sampai terjadi insiden MH370.
Setiap kali ia berangkat kerja, ia bertanggung jawab untuk ratusan nyawa, bertanggung jawab menghubungkan keluarga bersama-sama, ia akan bertanggung jawab membantu pengusaha membuat kesepakatan, bertanggung jawab dalam mewujudkan impian berkelana para wisatawan.
Saya ingat sekali , seorang penumpang yang sangat tua di kursi roda , menunggu Ayah untuk bertemu dengannya secara pribadi setelah penerbangan London - KL, dia memberi Ayah jempol berkata, " Apakah kau Kapten ? Kita mendarat sangat halus. Terima kasih ! "
Aku tersenyum bangga mendengarnya.
Tapi jauh di dalam hati, keluarga kami tahu setiap kali ia berangkat kerja selalu ada kemungkinan mendapatkan panggilan telepon yang menentukan itu, kemungkinan dia tidak pernah pulang ke rumah .
Kami telah menerima itu sebagai bagian dari kehidupan kami, setiap hari .
Ia menjalani latihan keras untuk berada di tempat dia sekarang .
Dia menjalani pemeriksaan kesehatan tahunan untuk memastikan apakah dia fit untuk terbang .
Dia menghadapi ujian, seperti anak sekolahan.
Buku manual penerbangannya setebal buku medisku.
Dia "OCD" (teliti, seperti istilah orang-orang) seperti yang Anda inginkan ada pada setiap pilot sebelum penerbangan anda, memastikan semuanya tepat.
Bahkan soal ketepatan waktu, bukan karena terlambat satu menit atau akan datang beberapa menit lebih awal ketika mengatakan akan sampai di suatu tempat dalam waktu tertentu.. "Aku akan sampai di sana tujuh menit lagi.. Bersiaplah.."
Surat ini, adalah potongan kehidupan keluarga awak kabin.
Kru kabin banyak berkorban hanya supaya mereka bisa membantu dunia terhubung dari titik A ke titik B.
Mari kita dukung keluarga terkait penerbangan MH370 dengan dukungan kita, doa, dan beberapa ruang privasi.
Sebelum Anda menghakimi, mengacungkan jari tengah, atau menyebarkan teori dan spekulasi, ingat bahwa Anda tak hanya menyakiti keluarga awak kabin dari pesawat yang hilang itu tetapi juga menyakiti perasaan kami sebagai keluarga besar MAS.
Di mana pun Anda berada, MH370, kami berdoa kau kembali.
(Palupi Annisa Auliani).(*)
MISTIK TERPOPULER