Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

MH370 Hilang: Jangan Sombong, Ternyata Banyak yang Belum Kita Tahu

Ini merupakan tantangan terhadap dunia modern --dunia yang ternyata tidak sepintar yang digambarkan film Enemy of the State.

Editor: Dahlan Dahi
zoom-in MH370 Hilang: Jangan Sombong, Ternyata Banyak yang Belum Kita Tahu
TRIBUNNEWS.COM/IST
Penumpang dan kru Malaysia Airlines MH370 yang hilang dalam penerbangan dari Kualalumpur ke Beijing. 

TRIBUNNEWS.COM - Hari ini Kamis (20/3/2014), 13 hari setelah pesawat modern Boeing 777 yang dioperasikan Malaysia Airlines lenyap bak di telan bumi.

Para ahli dari 26 negara, termasuk super power Amerika Serikat, terlibat pencarian --dan belum ada hasilnya, setidaknya sampai sekarang.

Ini merupakan tantangan terhadap dunia modern --dunia yang ternyata tidak sepintar yang digambarkan film  Enemy of the State.

Berikut beberapa "bahan renungan",  seperti dikutip Tribunnews.com dari laman web Sydney Morning Herald (Australia):

1. Ruang Tak Terpantau (Unwatched geography)

Pencarian MH370 lewat radar, citra satelit, pesawat terbang, dan kapal laut yang belum membuahkan hasil memberi pesan kuat bahwa masih banyak ruang di udara, laut, dan darat yang belum termonitor.

Apa yang disajikan film Enemy of State, di mana satelit bisa memonitor objek kecil di jalan-jalan, sesungguhnya hanya mitos, benar-benar tidak ada.

Berita Rekomendasi

2. Tak Terpantau Setelah Mematikan Sinyal (Hiding by not emitting signals)

Sistem komunikasi di MH370 dimatikan (disable) dalam penerbangan dari Kualulumpur ke Beijing. Segera setelah sistem itu dimatikan, seluruh perangkat monitor lumpuh tak berdaya.

Pertanyaannya: Alat apa, jika ada, yang bisa menemukan pesawat yang tidak ingin ditemukan?

3. Tidak Efektinya Jaringan Pertahanan Udara

Pesawat MH370 berbelok ke barat (dari tujuan semula ke Beijing), melintasi beberapa wilayah radar sejumlah negara.

Apa yang kemudian terjadi adalah nyata bahwa ada lubang-lubang tak terpantau di wilayah udara negara-negara Asia.

Ini harus menjadi semacam lonceng peringatan kepada negara-negara di Asia Tenggara.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas