Pilot MH370 Diduga Bunuh Diri
26 negara yang terlibat pencarian belum berhasil menemukan satu keping pun pecahan atau benda dari pesawat itu.
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM - Teori pilot pesawat Malaysia Airlines MH370 bunuh diri, kembali mencuat pasca pemerintah Malaysia mengumumkan pesawat berjenis Boeing 777-200 ER tersebut mengakhiri penerbangannya di Samudra Hindia atau sekitar 2.500 km arah barat Perth, Australia.
Hingga hari ke-18 pasca pesawat yang mengangkut 239 penumpang dan kru tersebut hilang, 26 negara yang terlibat pencarian belum berhasil menemukan satu keping pun pecahan atau benda dari pesawat itu.
Satelit Australia, China dan Perancis dan beberapa pesawat yang mencari di sekitar Samudra Hindia hanya sebatas mendeteksi ada obyek benda yang diduga pecahan dari pesawat nahas tersebut.
Amerika dan Jerman mulai terlibat dengan mengirimkan tiga kapal selam tanpa awak untuk mencari kotak hitam pesawat MH370. Sebelum kotak hitam diketemukan, teka-teka penyebab MH370 terbang hingga Samudra Hindia dan kemudian jatuh, tak akan terungkap.
Sayang, baterai di kotak hitam untuk mengirimkan sinyal sudah habis karena maksimal hanya memiliki daya tahan 14 hari.
Surat kabar ternama Inggris, The Telegraph mengungkap informasi bahwa ada kemungkinan pilot MH370, Zaharie Ahmad Shah telah melakukan aksi bunuh diri. Tak ada penjelasan masuk akal, selain bunuh diri.
Jika dibajak, biasanya pembajak melakukan bargaining dengan otoritas pemerintahan setempat. Namun dalam kasus MH370 ini tidak ada tuntutan atau sejenisnya.
Begitu pula jika pesawat dikuasai teroris lalu diledakkan, teori itu juga tak ada bekasnya. Para teroris biasanya melakukan klaim sepihak setelah sukses melakukan aksinya. Untuk peristiwa MH370, lagi-lagi tidak terungkap pihak yang mengaku bertanggungjawab.
Sumber terpercaya yang dekat dengan penyelidik MH370 mengungkap, penyelidik meyakini, MH370 tidak mengalami kerusakan.
Atau mengalami kebakaran yang bisa menyebabkan penerbangan tidak lazim atau matinya sistem komunikasi sebelum pesawat itu membelok sangat tajam dari jalurnya menuju penerbangan sunyi senyap selama tujuh jam di atas Samudra Hindia.
Sebuah analisis dari rute penerbangan, sinyal dan komunikasi menunjukkan bahwa pesawat itu terbang secara masuk akal.
Sumber itu terpercaya itu mengungkap, para penyelidik yakin bahwa ini adalah tindakan sengaja yang dilakukan seseorang di dalam pesawat yang memiliki pengetahuan sangat mendalam untuk melakukan yang telah dilakukannya.
"Tak ada motif lain selain bunuh diri," tutur sumber tersebut.
Dugaan pesawat rusak atau mengalami kebakaran sehingga menjadi tidak terkendali, juga dibantah para penyidik. Bantahannya yakni, pesawat tersebut terbang selama delapan jam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.