Malaysia Bantah Hapus Manifes Kargo Pesawat MH370
Pemerintah Malaysia mengungkapkan, klaim bahwa informasi tentang kargo pesawat Malaysia Airlines MH370 telah ditutup-tutupi "bohong belaka".
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia mengungkapkan, klaim bahwa informasi tentang kargo pesawat Malaysia Airlines MH370 telah ditutup-tutupi "bohong belaka".
Seorang juru bicara pemerintah mengatakan, klaim yang dibuat pemimpin oposisi Anwar Ibrahim pada acara Four Corners di ABC bahwa manifes penerbangan telah dihapus oleh "orang yang punya otoritas" dirancang untuk merusak citra negaranya di media internasional.
"Tuduhan terkait manifes kargo hanya merupakan upaya terbaru Anwar Ibrahim untuk mengeksploitasi tragedi MH370 dan merusak reputasi Malaysia demi kepentingan politik pribadi," kata juru bicara itu seperti dikutip Sydney Morning Herald, Kamis (22/5/2014).
Anwar mengatakan kepada ABC, Pemerintah Malaysia harus menjelaskan secara transparan apakah informasi di manifes telah dihapus sebagaimana sejumlah sumber rahasia mengatakan kepadanya.
"Anda tidak bisa mengharapkan masyarakat internasional melakukan operasi pencarian dan penyelamatan besar ini untuk menemukan puing-puing itu. Kita harus tahu apa isi kargo penerbangan itu," katanya.
Namun dalam sebuah pernyataan, juru bicara itu mengatakan, pemerintah telah merilis seluruh manifes pesawat MH370 pada 1 Mei, yang menunjukkan kargo pesawat itu mencakup empat ton buah manggis dan baterai lithium.
Malaysia Airlines menegaskan, pihaknya mengemas baterai itu sesuai dengan peraturan keselamatan internasional. Baterai lithium diketahui telah menyebabkan kebakaran pada penerbangan lain.
Anwar, yang dijatuhi hukuman lima tahun penjara pada Maret lalu atas tuduhan sodomi, menyatakan bulan lalu bahwa pemerintah Malaysia dengan sengaja menyembunyikan informasi yang dapat menjelaskan apa yang terjadi dengan pesawat Boeing 777 itu bersama 239 orang di dalamnya. Pesawat itu hilang pada 8 Maret dan diyakini telah jatuh di Samudera Hindia bagian selatan, ribuan kilometer dari jalur sebenarnya, setelah kehabisan bahan bakar.
Malaysia Airlines yang sedang menghadapi masalah keuangan telah mengumumkan bahwa pihaknya sedang meningkatkan pengamanan dengan memasang peralatan baru yang dapat memindai kargo yang dimuat ke dalam pesawat. Skrining yang berlaku sekarang menggunakan metode mekanik, fisik atau metode lainnya, kata perusahaan itu.
Para pemimpin Malaysia mengatakan, sejumlah penyelidikan gagal menemukan apa yang terjadi di kabin penerbangan itu sehingga telah menjadi salah satu misteri paling membingungkan dalam penerbangan dunia.
Pihak berwenang di Kuala Lumpur dan perusahaan satelit Inggris, Inmarsat, kini mempersiapkan informasi untuk disampaikan kepada publik yang menjelaskan teknologi yang digunakan untuk mencapai kesimpulan bahwa penerbangan itu berakhir di Samudera Hindia. Perusahaan itu sebelumnya menolak untuk menanggapi kritik atas kesimpulan itu.