Pemilihan Presiden Suriah Mendapat Kecaman AS
Pemerintah Amerika Serikat, menyatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad "tidak tahu malu" karena tetap menggelar pemilihan presiden.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Pemerintah Amerika Serikat, Selasa (3/6/2014), menyatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad "tidak tahu malu" karena tetap menggelar pemilihan presiden di tengah kecamuk perang.
"Pemilihan presiden Suriah adalah sebuah hal yang memalukan. Assad tak punya kredibilitas lagi saat ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Marie Harf.
Harf menambahkan setelah memicu perang saudara di Suriah, AS mendesak Assad segera memberikan jalan untuk terciptanya pemerintahan transisi.
"Pemilu seharusnya adalah sebuah kesempatan bagi rakyat di sebuah masyarakat yang bebas memainkan peran penting dalam memilih pemimpin mereka," ujar Harf.
"Namun, pilpres Suriah secara sengaja mengabaikan hak jutaan rakyat Suriah untuk memberikan suara," tambah Harf.
Kondisi Suriah saat ini, ujar Harf, hanya akan memperpanjang pemerintahan keluarga Assad yang sudah berlangsung selama 40 tahun di negeri itu.
Pemilihan presiden Suriah ini diprediksi hanya akan memberi kemenangan mutlak untuk Bashar al-Assad. Namun, lawan-lawan Assad tak menanggapi keyakinan Assad itu.
Pasukan pemberontak, para politisi Suriah di pengasilan, negara-negara Barat dan Teluk juga tidak mengakui pemilihan presiden Suriah.
Sebab pemilihan Suriah hanya dilakukan di wilayah-wilayah yang berada dalam kendali pasukan pemerintah. Selain itu, jutaan warga Suriah yang kini menjadi pengungsi tak memiliki kesempatan memberikan suara.