60 Penumpang Selamat, 32 Hilang, 5 Tewas
60 orang berhasil diselamatkan atau berhasil berenang sendiri ke tepian setelah kecelakaan yang terjadi sekitar tengah malam dekat Port Klang
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MALAYSIA — Sebanyak 32 orang hilang pada Rabu dan lima orang dikonfirmasi telah tewas setelah perahu yang kelebihan beban membawa imigran gelap Indonesia untuk pulang mudik Ramadhan, tenggelam di perairan barat Malaysia.
Para pejabat mengatakan, 60 orang berhasil diselamatkan atau berhasil berenang sendiri ke tepian setelah kecelakaan yang terjadi sekitar tengah malam dekat Port Klang, pelabuhan terbesar Malaysia.
Otoritas Malaysia mengintensifkan pencarian dengan sembilan kapal dan helikopter.
"Kami telah menemukan lima mayat yang terdiri dari empat pria dan satu wanita. Mereka tewas tenggelam," kata Mohamad Hambali Yaakup, Kepala Badan Penegakan Maritim Malaysia, Port Klang.
"Ombak dan angin kencang membuat operasi penyelamatan berlangsung sulit. Tapi kami akan melanjutkan pencarian hingga tersisa 32 orang yang ditemukan," katanya.
Mohamad Hambali menambahkan, kapal itu tenggelam tidak jauh dari pantai, menumbuhkan harapan mereka yang hilang telah berhasil menyelamatkan diri sendiri.
Para pejabat meyakini terdapat 97 penumpang di kapal kayu tersebut, termasuk beberapa anak-anak.
Penumpang yang selamat mengatakan kepada mereka petugas bahwa mereka ingin bermaksud mudik ke Indonesia menyeberangi Selat Malaka -jalur pelayaran sibuk antara Malaysia dan Sumatera, selama puasa Ramadhan di kampung halaman.
Awalnya para perugas mengira WNI imigran gelap itu berusaha masuk ke Malaysia.
"Dari hasil wawancara dengan orang-orang yang selamat, mereka ingin pulang ke Aceh. Mereka tidak memiliki dokumen perjalanan," kata Mohamad Hambali.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, banyak imigran Indonesia meninggalkan Malaysia menjelang Ramadhan."
Sekitar dua juta imigran gelap -sebagian besar dari mereka berasal dari Indonesia, diperkirakan bekerja di Malaysia.
Sebagian besar dari mereka setiap tahun pulang ke Indonesia selamara Ramadhan hingga Idul Fitri.
Akses ke korban tidak segera tersedia karena mereka telah ditahan oleh polisi.
Malaysia adalah magnet bagi para pekerja imigran dari negara tetangga seperti Indonesia, Bangladesh dan Myanmar.
Kecelakaan, bagaimanapun, risiko yang dihadapi para imigran yang menuju Malaysia jalur laut, berharap pekerjaan bergaji rendah yang biasanya dijauhi warga Malaysia, seperti di perkebunan, bangunan, dan pabrik-pabrik.
Warga Indonesia sering menambah risiko itu dengan memilih menyeberangi Selat Malaka dalam kegelapan untuk menghindari petugas.
Agustus tahun lalu, sebuah kapal yang membawa lebih dari 40 warga Indonesia untuk mudik Idul Fitri, juga tenggelam di laut selatan Malaysia.
Pihak berwenang Malaysia membatalkan pencarian beberapa hari kemudian, dengan tujuh orang dipastikan tewas dan 33 orang hilang. AFP - MANAN VATSYAYANA