Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Haru Pasutri dalam Penerbangan MH17

Hanya 131 hari yang lalu, istri Sanjid yang juga seorang kru Malaysia Airlines, selamat dari musibah hilangnya pesawat MAS MH370.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Kisah Haru Pasutri dalam Penerbangan MH17
TASS
Malaysia Airlines MH 17 yang jatuh di dekat Rusia, Kamis (17/7/2014) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu kru Malaysia Airlines (MAS) Sanjid Singh, meninggal dalam penerbangan bersama pesawat MH17 yang jatuh di Ukraina tadi malam. Kecelakaan tersebut menewaskan 298 orang. Kisah haru dituturkan Jijar Singh, ayah Sanjid kepada The Malaysian Insider.

Hanya 131 hari yang lalu, istri Sanjid yang juga seorang kru Malaysia Airlines, selamat dari musibah hilangnya pesawat MAS MH370.

Istri Sanjid yang seharusnya ikut terbang bersama pesawat MH370 yang hilang dalam penerbangan Kuala Lumpur ke Beijing tersebut, tiba-tiba diganti dengan rekannya yang lain. Sementara Sanjid, diminta menggantikan rekannya untuk terbang bersama MH17.

"Terakhir ia disini sebulan yang lalu. Dia mengatakan pada saya bahwa ia baru saja diganti dengan rekannya untuk kembali dengan penerbangan Amsterdam-Kuala Lumpur. Dia selalu menghubungi kami sebelum terbang dalam perjalanannya," ujar ayah Sanjid dengan sedih kepada The Malaysian Insider di Bukit Mertajam, Penang.

"Istri Sanjid awalnya akan terbang dengan MH370 namun ditukar dengan rekannya yang lain pada menit terakhir," ujarnya dengan sesenggukan.

Jijar yang berumur 71 tahun mengatakan ia dan istrinya sangat ingin bertemu dengan anak lelaki semata wayangnya setelah penerbangan terakhirnya. Mereka telah menyiapkan makanan kesukaan sang anak.

"Ia harusnya tiba sore ini setelah kembali dari Amsterdam pagi tadi. Ibunya telah menyiapkan semua makanan kesukaannya," kata ayah dari dua anak ini.

Berita Rekomendasi

Jijar mengatakan anak perempuannya di Italia, yang juga merupakan kakak Sanjid, memberitahu mereka tentang kecelakaan tersebut sekitar pukul 04.00 dinihari (waktu Malaysia), meskipun ia sudah tahu tentang kematian adiknya empat jam sebelumnya.

"Kami memiliki sakit jantung. Anak perempuan kami menunggu sampai pukul 04.00 untuk memberitahu kami. Dia tidak berani memberitahu kami. Saya 71 tahun dan istri saya (Ibu Sanjid) 73 tahun. Kami berdua menggigil," katanya seraya melanjutkan,"Kami sedih karena ia anak laki-laki kami satu-satunya"

Sanjid, 41, adalah salah satu dari 15 kru yang meninggal dalam kecelakaan pesawat dekat desa Grabovo, di timur Ukraina. Terdapat 283 penumpang termasuk tiga bayi dalam pesawat tersebut.

Staf Lembaga Letrik Negara (LNN) mengatakan istri Sanjid akan pergi ke Ukraina untuk pemakaman. Sanjid dan keluarganya termasuk anak laki-laki mereka yang berumur tujuh tahun tinggal di Kuala Lumpur.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas