Putri Presiden Kuba Tidak Berada di Air Algerie
Mariela menyampaikan bahwa dirinya baik-baik saja. Sebelumnya, ada rumor bahwa ia berada di pesawat yang hilang di wilayah Mali tersebut.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, HAVANA - Mariela Castro, putri Presiden Kuba Raul Castro, tidak berada di pesawat Air Algerie, yang hilang pada Kamis (24/7/2014). Mariela menyampaikan bahwa dirinya baik-baik saja. Sebelumnya, ada rumor bahwa ia berada di pesawat yang hilang di wilayah Mali tersebut.
"Berdasarkan informasi, ada seorang penumpang yang berada Mariela Castro pada daftar (penumpang), namun berpaspor Spanyol," kata Mariela kepada para wartawan, Kamis.
"Saya juga menemukan beberapa nama Mariela Castros lainnya di internet. Namun, satu di antaranya memiliki nama tengah Espin, yaitu saya," kata Mariela, yang saat ini berprofesi sebagai seksolog.
Mariela, yang juga keponakan tokoh revolusi Kuba, Fidel Castro, mengatakan, ia menerima banyak telepon dari banyak orang yang mengkhawatirkan pemberitaan soal keberadaan dirinya di pesawat dengan rute Algiers-Ouagadougou tersebut.
Ia mengaku khawatir dengan rumor bohong yang beredar lebih cepat ketimbang pemberitaan lainnya.
"Menurut saya, kematian saya tidaklah sepenting kematian orang lainnya di berbagai belahan dunia akibat konflik dan situasi buruk lainnya," kata Mariela yang juga aktivis hak-hak gay.
Mariela, yang menikah dengan seorang fotografer berkebangsaan Italia dan memiliki tiga anak, adalah anak kedua dari empat bersaudara hasil pernikahan Raul Castro-Vilma Espin. Espin meninggal pada 2007.
Pesawat Air Algerie membawa 116 penumpang dan awak. Seorang sumber mengatakan, kontak dengan pesawat dengan kode penerbangan AH5017 itu hilang ketika pesawat tersebut masih berada di wilayah udara Mali dan sedang mendekati perbatasan Aljazair.
"Pesawat itu tidak jauh dari perbatasan Aljazair saat kru meminta izin untuk mengalihkan rute karena buruknya jarak pandang dan untuk menghindari kemungkinan tabrakan dengan pesawat lain yang melayani rute Algiers-Bamako," ujar sumber itu.
Kontak dengan pesawat tersebut hilang setelah permintaan perubahan rute dikabulkan pengawas lalu lintas udara.
Sementara itu, manajemen Air Algerie lewat sebuah pernyataan singkat yang dikutip kantor berita Aljazair APS mengakui bahwa salah satu pesawatnya telah hilang kontak.
"Pengawas lalu lintas udara telah kehilangan kontak dengan sebuah pesawat Air Algerie pada Kamis, 50 menit setelah lepas landas dari Ouagadougou menuju Algiers," demikian pernyataan tersebut.
Salah satu kecelakaan pesawat udara terburuk di Aljazair adalah saat sebuah pesawat angkut militer Hercules C-130 di wilayah pegunungan sebelah barat daya negeri itu.
Insiden yang terjadi pada Februari lalu itu menewaskan 70 dari 78 orang penumpang pesawat naas tersebut.
Sebelumnya pada Maret 2003, sebuah pesawat milik Air Algerie jatuh di wilayah Tamanrasset di wilayah selatan negeri itu.