Harapan Asosiasi Pertambangan Jepang terhadap Jokowi
Kemenangan Joko Widodo dalam pemilihan presiden baru-baru ini memprihatinkan Miyagawa
Editor: Yudie Thirzano
Laporan Koresponden Tribunnews.com di Tokyo, Richard Susilo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Larangan ekspor minerba dan Kemenanangan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden terpilih mendatang Republik Indonesia telah menimbulkan reaksi cukup keras di Jepang terutama di kalangan industri pertambangan Jepang. Bahkan Ketua Asosiasi Industri Pertambangan Jepang Naohisa Miyakawa pun memberikan komentar cukup keras seperti dituliskan kantor berita Jiji hari ini (29/7/2014).
"Ada kemungkinan embargo minerba termasuk biji nikel oleh pemerintah baru Indonesia nantinya kemungkinannya dibuka kembali rendah," kata Naohisa Miyakawa, Chairman Asosiasi Industri Pertambangan Jepang (62).
Jepang telah mengimpor dari Indonesia sebagian besar biji nikel sebagai bahan baku seperti stainless steel. Namun Indonesia menyetop ekspor minerba sejak Januari lalu. Akibatnya para pengusaha Jepang kini mengantisipasi darurat atas larangan ekspor Indonesia tersebut.
"Kenaikan biaya saat ini juga ikut menyulitkan kami," paparnya. Demikian pula dia memerhatikan Jokowi terutama melihat saat kampanye dengan janji-janjinya.
Kemenangan Joko Widodo dalam pemilihan presiden baru-baru ini memprihatinkan Miyagawa, "Saya telah menyatakan bahwa untuk mempertahankan (embargo) sesuai pikirannya dalam janji (Jokowi) di kampanye perlu dicermati seksama,"
Meskipun demikian Miyakawa tampak pesimis untuk perubahan kebijakan Indonesia melarang ekspor minerba. "Kami tentu saja berharap Presiden yang baru nanti dapat mempertimbangkan kembali kebijakan itu. Kami juga bertanya-tanya apakah ada lagi kesempatan untuk kita dalam menghakimi hal ini dengan tenang," paparnya yang berharap sedikit tetap ada relaksasai atas kebijakan larangan minerba Indonesia tersebut.
.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.