Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gelombang Pengungsi Korban ISIS Datangi Kurdistan

Banyak penduduk terlantar lari dari Mosul dan daerah sekitarnya selama kekerasan meletup sejak Juni dan Juli. Sebagian mereka mengungsi kedua kalinya.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Gelombang Pengungsi Korban ISIS Datangi Kurdistan
AFP Photo/Karim Sahib
Pengungsi Irak, yang telah melarikan diri dari kekerasan di Nineveh bagian utara Irak, membawa barang mereka saat tiba di al-Hamdaniyah, 76 km barat ibu kota otonom wilayah Kurdi di Arbil, 16 Juni 2014. Menteri luar negeri Arab akan bertemu minggu ini di Arab Saudi untuk membahas situasi di Irak menyusul pertempuran kilat oleh militan Islam. 

TRIBUNNEWS.COM, IRAK - Pertikaian hebat antara pasukan ISIS dan Kurdi di Sinjar, Irak, serta beberapa daerah lain di barat Kurdistan, memaksa lebih 200 ribu orang mengungsi. Banyak penduduk Irak meninggalkan kampung halamannya menuju Kurdistan.

Médecins Sans Frontières atau Dokter Lintas Batas (MSF) yang telah bekerja di Kurdistan selama dua tahun, berupaya memenuhi kebutuhan pengungsi. Sebagian di antara mereka ada yang telah mengungsi untuk kedua atau ketiga kalinya.

"Penduduk Kurdi setempat adalah orang-orang pertama yang membantu. Mereka yang pertama menyediakan bantuan bagi semua orang terlantar yang memasuki Kurdistan," ujar Manajer Program MSF untuk Irak dr Chiara Lepora dalam rilis yang diterima Tribunnews.com di Jakarta, Selasa (19/8/2014).

Banyak penduduk terlantar, lari dari Mosul dan daerah sekitarnya selama kekerasan meletup sejak Juni dan Juli. Sebagian mereka mengungsi kedua kalinya, setelah melarikan diri dari kekerasan di Provinsi Anbar untuk mencari perlindungan di Mosul.

Untuk memenuhi kebutuhan medis pengungsi, pada pertengahan Juni, MSF mulai mengelola klinik berjalan di beberapa lokasi seperti di barat Kurdistan. Klinik ini dihentikan setelah penduduk melarikan diri minggu lalu karena khawatir akan ada serangan.

Masjid di kota Bashiqa, lokasi salah satu klinik berjalan MSF dibom pada 8 Agustus 2014. Akibatnya penduduk menjadi terlantar dan meninggalkan lokasi ini.

Tim MSF sudah mengorganisir ulang bantuan untuk memberi bantuan di lokasi penduduk terlantar. Pada 12 Agustus MSF telah mendirikan sebuah klinik di kamp Baharka, utara kota Erbil. Lebih dari 2.400 orang saat ini tinggal di kamp Baharka. Jumlah ini diperkirakan akan bertambah dengan cepat karena 200 keluarga diperkirakan akan tiba hari ini.

Berita Rekomendasi

"Ada kebutuhan darurat sanitasi, tempat berlindung, dan barang non-pangan seperti perlengkapan kebersihan” Tim kami menceritakan ketakutan jelas terlihat di mata para penduduk terlantar, terutama mereka yang harus meninggalkan tempat-tempat di mana mereka pernah berlindung," terangnya.

MSF terus mengkaji kebutuhan di Erbil dan sekitarnya, dan telah mengunjungi Rumah Sakit Erbil serta daerah Ainkawa di Erbil, di mana ratusan keluarga terlantar tinggal di sebuah gereja dan pekarangannya. MSF siap menyediakan dukungan medis dan memiliki sebuah tim medis yang bersiaga.

MSF juga merespons ribuan pengungsi Irak dari Sinjar yang menyeberangi perbatasan memasuki Suriah dengan menyediakan sejumlah klinik berjalan di kedua sisi perbatasan, dan memastikan rujukan darurat melalui ambulans untuk kasus-kasus parah. MSF juga telah mendistribusikan makanan dan air, dengan bantuan sebuah organisasi bantuan lokal, di tiga titik transit dalam perjalanan menuju perbatasan Suriah.

Aliran pengungsi ke Kurdistan menambah ratusan ribu penduduk Irak yang terlantar serta 230 ribu pengungsi Suriah yang sudah berada di wilayah ini, menyebabkan tenaga medis kewalahan. MSF telah bekerja di kamp pengungsi Domeez sejak Mei 2012 dan di kamp Kawargosk dan Darashakran sejak Oktober 2013, menyediakan layanan kesehatan dan psikologis bagi pengungsi Suriah.

"Media kini fokus pada kelompok minoritas yang sangat menderita” Kami juga tak akan mengabaikan penderitaan penduduk lainnya, yang terperangkap di konflik di Ninewa, Anbar di barat Baghdad. Kekerasan di sana telah menyebabkan setengah juta orang terlantar, dan banyak orang terperangkap tanpa akses layanan kesehatan dan layanan dasar lainnya," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas