Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bus Shalawat Kembali Beroperasi

Sebanyak 120 unit bus shalawat kembali beroperasi per Rabu (8/10) dini hari waktu Arab Saudi (WAS).

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Bus Shalawat Kembali Beroperasi
Tribun Kaltim/Kholish Chered
Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, berfoto bersama jemaah haji Indonesia di terminal Kuday, usai menumpang bus shalawat. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered dari Arab Saudi

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Setelah delapan hari libur beroperasi selama masa Armina mulai 30 September hingga 7 Oktober 2014 (6-13 Dzulhijjah 1435H), sebanyak 120 unit bus shalawat kembali beroperasi per Rabu (8/10) dini hari waktu Arab Saudi (WAS).

Demikian disampaikan Kepala Bidang Pelayanan Pemulangan (Yanpul) dan Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi, Subhan Cholid, di Kantor Misi Haji Indonesia, Makkah, Selasa (7/10/2014) malam WAS.

Dari sejumlah syarikah atau serikat perusahaan bus, bus Rawahil sudah bisa digunakan sejak shubuh Rabu (8/10). Sedangkan, bus Saptco akan beroperasi setelah salat zuhur, karena jalus bus ini yang menghubungkan Aziziah Syimaliah-Mahbas Jin dan melewati Terowongan Bab Ali masih ditutup hingga waktu dhuhur.

"Mengingat jumlah jemaah haji masih banyak yang berjalan kaki melewati terowongan tersebut dan hendak ke Masjidil Haram untuk thawaf ifadah," jelas Subhan. Selain rute Aziziah Syimalia-Mahbas Jin, bus Saptco melayani rute Syisyah Raudhah-Mahbas Jin, dan Mahbas Jin-Bab Ali.

Sedangkan bus Rawahil, melaju di rute Syisyah-Raudhah, Rei Dzkahir-Al Ghaza, Biban/Syari Mansyur-Al Ghaza, Utaibiyah/Jarwal-Al Ghaza, menuju Terminal Ghaza dan satu rute baru yakni Sya'ri Sittin.

"Karena di jalur ini ada sekitar 2.125 jemaah haji di pemondokan yang agak jauh dari Masjidil Haram dan harus diantar jemput," paparnya.

Berita Rekomendasi

Ratusan bus ini dioperasikan untuk jemaah haji yang menempati wilayah pemondokan/hotel dengan jarak dua ribu meter atau lebih dari Masjidil Haram. Bus ini beroperasi 24 jam. Pengoperasikan bus-bus ini dimulai sejak kedatangan jemaah haji Indonesia di pemondokan/hotel di Makkah.

Bus dilayani dengan dua sopir, dengan pembagian waktu kerja pukul 10.00–22.00 WAS, dan 22.00–10.00 WAS. Setiap halte dilayani oleh minimal dua orang petugas setiap shift selama 12 jam.

Pengaturan jadwal keberangkatan dan kepulangan jemaah ke dan dari Masjidil haram oleh Ketua Kloter dan Ketua Rombongan dilakukan secara bertahap, berangkat lebih awal yaitu berkisar satu-dua jam sebelum waktu salat, dan satu-dua jam setelah waktu salat.

Pemerintah Indonesia, kata Subhan, memang melakukan peningkatkan kualitas pelayanan transportasi antar kota perhajian yang disediakan oleh Pemerintah Arab Saudi melalui kontrak langsung dengan perusahaan transportasi.

Penyediaan bus Shalawat tidak dibatasi hanya jemaah pada rumah yang berjarak ≥ 2.000 meter, namun juga pada wilayah tertentu di bawah jalur tersebut.

Subhan menambahkan untuk menghindari kepadatan, jemaah diimbau berangkat ke Masjidil Haram lebih awal dan kembali dari Masjidil Haram lebih akhir. Apalagi, pasca Armina, ribuan jemaah haji masih menjalani thawaf ifadah atau thawaf wada' (perpisahan) bagi jemaah haji yang ingin segera pulang ke negaranya.

Dia mencontohkan waktu longgar jemaah haji adalah pagi hari pukul 08.00-11.00 WAS dan malam hari pukul 22.00-23.00 WAS atau pukul 01.00 WAS dini hari. "Itu jadwal longgar. jemaah haji bisa memanfaatkan waktu-waktu ini," tuturnya.

Bila hendak keluar gedung, sarannya, hendaknya jemaah haji tidak sendirian agar ada teman bertanya. Apabila tersesat jalan, agar merujuk pada sektor/halte terdekat atau menghubungi nomor kontak pengaduan.

Ketika berada di terminal Ghazza dan/atau Bab Ali jemaah diimbau agar memperhatikan warna stiker dan nomor bus.

Berikut rute bus shalawat di Makkah

AZIZIAH JANUBIAH–MAHBAS JIN (nomor 1: stiker biru muda)
AZIZIAH SYIMALIAH–MAHBAS JIN (nomor 2: stiker kuning muda)
SYISYAH RAUDHAH–MAHBAS JIN (nomor 3: stiker merah)
REI DZKAHIR–AL GHAZA (nomor 8: stiker abu-abu)
MAHBAS JIN – BAB ALI (nomor 4: stiker putih)
SYISYAH – AL GHAZA (nomor 5: stiker ungu)
RAUDHAH – AL GHAZA (nomor 6: stiker pink)
UTAIBIYAH/JARWAL – AL GHAZA (nomor 9: stiker kuning tua)
BIBAN/SYARI MANSYUR – AL GHAZA (nomor 10: stiker hitam)
SYARI MANSYUR – AL GHAZA (nomor 11: stiker hijau)
BAKHUTMAH/ NAKKASAH – AL GHAZA (nomor 12: stiker coklat)
KUDAY – BAB MALIK (nomor 13: stiker putih)
MA’ABDAH – AL GHAZA (nomor 7: stiker biru tua)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas