60 Persen Jemaah Indonesia Berisiko Tinggi, Pemerintah Saudi Kritik Lemahnya Seleksi
pemerintah Arab Saudi sudah berkali-kali mengkritik betapa lemahnya pemerintah Indonesia di dalam seleksi jemaah haji.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Hingga saat ini, puluhan orang jemaah haji Indonesia masih dirawat di berbagai rumah sakit di Arab Saudi (RSAS). Data sampai Selasa 27 Oktober 2014, terdapat 20 jemaah dan belasan di antaranya dalam kondisi koma dengan alat bantu pernafasan.
Pemerintah Arab Saudi sangat ketat menjaga jemaah-jemaah sakit. Tidak sembarangan mereka bisa dikeluarkan kendati sesuai jadwal sudah waktunya mereka kembali ke tanah air.
Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di Arab Saudi, DR dr Fidiansyah, Sp.Kj, mengatakan pemerintah Arab Saudi sudah berkali-kali mengkritik betapa lemahnya pemerintah Indonesia di dalam seleksi jemaah haji, sehingga mereka membuat pernyataan yang cukup tajam agar pemerintah lebih selektif memberangkatkan jemaahnya.
Tahun ini sekitar 60 persen jemaah Indonesia masuk kelompok berisiko tinggi. Selain karena usia yang sudah sepuh juga karena memiliki penyakit bawaan dari tanah air.
"Memang (saat di tanah air) kita belum melihat efeknya. Artinya, ketika tidak selektif dari tanah air, banyak jemaah sakit berangkat. Sekarang masalahnya adalah mereka tidak otomatis bisa pulang. Saat berangkat memang tidak masalah, tapi mereka tidak akan lolos (pulang) kalau tidak memenuhi syarat penerbangan," kata Fidiansyah dalam perbincangan dengan awak Media Center Haji (MCH) Jeddah.
Kondisi ini kadang tidak diduga oleh keluarga maupun jemaah sendiri. Padahal saat berangkat, banyak alasan klasik disampaikan bahwa para jemaah sepuh dan risti (risiko tinggi) ingin meninggal di tanah suci. Namun kenyataannya saat sakit dan dirawat, banyak yang meminta pulang ke tanah air walau pemerintah Saudi melarangnya.
"Jadi sekarang masih ada puluhan jemaah di Mekkah di berbagai RSAS yang kami sweeping, belasan di antaranya masih pakai alat bantu nafas. Kebanyakan sejak dari tanah air sudah tidak istitho'ah (tidak mampu)," kata Fidiansyah.
Data yang dilaporkan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kementerian Agama, saat ini sudah tidak ada satu pun jemaah yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daerah Kerja Mekkah. PPIH Daerah Kerja Makkah akan berakhir masa kerjanya pada 29 Oktober 2014. Ratusan petugas dijadwalkan kembali ke tanah air hari itu.
Meski BPHI Mekkah sudah tidak merawat jemaah, masih ada 20 jemaah yang dirawat di berbagai rumah sakit Arab Saudi (RSAS) di Mekkah. Sementara BPHI Madinah merawat 41 orang, dan 16 lainnya dirawat di RSAS Madinah. Satu jemaah lainnya dirawat di BPHI Jeddah. Total jemaah yang masih dalam perawatan saat ini sebanyak 78 orang.
Saat ini jumlah jemaah haji Indonesia di tanah suci semakin menyusut. Sebagian besar jemaah sudah kembali ke tanah air. Dari 375 kloter yang diterbangkan dari tanah air, tinggal 116 kloter yang kini berada di Madinah.