Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ingin Tidur, Alasan Putin Buru-buru Tinggalkan KTT G-20 di Australia

Dalam konferensi pers sebelum pergi, Putin berterima kasih kepada Perdana Menteri Australia Tony Abbott.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ingin Tidur, Alasan Putin Buru-buru Tinggalkan KTT G-20 di Australia
AFP
Putin mengatakan ingin tidur nyenyak sebelum bekerja hari Senin (17/11). 

TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA - Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi pemimpin pertama yang pulang dari perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Brisbane, Australia. Putin beralasan dirinya ingin tidur.

Mantan agen badan intelijen Uni Soviet (KGB) itu bertolak dari Brisbane sebelum hasil final pertemuan KTT G20 diumumkan pada Minggu (16/11/2014).

Dalam konferensi pers sebelum pergi, Putin berterima kasih kepada Perdana Menteri Australia Tony Abbott.

“Beberapa pandangan kami tidak mencapai titik temu, namun rangkaian diskusi yang diadakan konstruktif dan sangat membantu,” ujar Putin.

Sebagaimana dilaporkan kantor berita Rusia, RIA Novosti, Putin mengatakan keputusannya untuk pulang terlebih dulu tiada hubungannya dengan silang pendapat mengenai Ukraina.

Pria yang menyandang ban hitam dalam bela diri judo itu mengaku harus pulang cepat karena ingin tidur nyenyak sebelum bekerja hari Senin (17/11/2014).

“Kami perlu sembilan jam untuk terbang dari sini ke Vladivostok dan sembilan jam lagi untuk mencapai Moskow. Kami harus pulang dan kembali bekerja hari Senin. Ada kebutuhan untuk tidur setidaknya empat hingga lima jam,” katanya seperti dikutip kantor berita Prancis AFP.

BERITA REKOMENDASI

Pada Sabtu (15/11/2014), Presiden Rusia Vladimir Putin mengekspresikan kemarahannya atas sanksi negara-negara Barat terhadap Rusia terkait masalah Ukraina.

Putin mengklaim langkah Amerika Serikat dan Uni Eropa tidak hanya menyakiti Rusia, tapi juga dunia.

Perdana Menteri Inggris David Cameron kepada Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa akan ada perubahan besar hubungan Barat dengan Rusia, bila Rusia tetap melanjutkan pengerahan pasukan di dalam wilayah Ukraina.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama menggambarkan tindakan Rusia di Ukraina sebagai sesuatu yang mengerikan.

Perdana Menteri Kanada Stephen Harper secara lugas meminta Rusia untuk keluar dari Ukraina.


Sumber: BBC Indonesia
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas