Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Angka Kelahiran Rendah, Perkawinan Campuran Jepang dengan Orang Asing Amat Disarankan

Penasehat Seks yang terkenal Jepang ini, Ai Aoyama (53), merekomendasikan perkawinan campur antara orang Jepang dengan orang asing.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Angka Kelahiran Rendah, Perkawinan Campuran Jepang dengan Orang Asing Amat Disarankan
TRIBUNNEWS.COM/ RICHARD SUSILO
Ai Aoyama, 53 tahun, penasihat seks terkenal dari Jepang. 
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Penasehat Seks yang terkenal Jepang ini, Ai Aoyama (53), merekomendasikan perkawinan campur antara orang Jepang dengan orang asing.

Hal ini supaya semakin banyak perkawinan di Jepang dan semakin banyak anak-anak muncul di Jepang sehingga negeri Sakura ini tidak berkekurangan manusia seperti saat ini yang berkecenderungan terus menurun jumlah populasi dari tahun ke tahun.

"Saya setuju perkawinan campur antarbangsa, mengapa tidak? Kalau sama-sama cinta kan baik, bukan?" paparnya khusus kepada Tribunnews.com sore ini (9/1/2015) di Tokyo.

Menurutnya, gerakan aktif dan agresif perlu dilakukan Jepang untuk mengantisipasi penurunan drastis jumlah penduduk Jepang saat ini termasuk dengan cara perkawinan campur antar bangsa tersebut, "Jepang memang harus membuka diri lebih lebar lagi, dengan memperkenankan dan menerima dengan tangan terbuka perkawinan campur antara orang Jepang dengan orang asing. Silakan saja orang asing ke Jepang, kalau cinta ya silakan menikah dengan orang asing tersebut, lalu punya anak dan membesarkannya dengan baik bersama-sama, kan cnta bersama," lanjutnya.

Saat ini banyak lelaki dan wanita Jepang sungkan untuk menikah karena keduanya sudah mapan di segala bidang sehingga kriteria masing-masing personal menjadi semakin tinggi dan sulit bersama kalau sudah mulai memasuki pembicaraan serius soal perkawinan.

Tetapi dengan beda budaya beda bangsa dan cinta satu sama lain, "Tentu saja mereka satu sama lain harus belajar saling mengenal dulu dengan baik. Nah kalau sudah cinta dan bisa membuka diri satu sama lain, mengapa tidak menikah walaupun beda bangsa?"

Olehkarena itu Aoyama juga berharap pemerintahan yang dipimpin PM Jepang Shinzo Abe sekarang kiranya dapat memikirkan hal tersebut, membuka diri lebih luas Jepang sehingga memudahkan perkawinan internasional antara orang Jepang dengan bangsa lain yang akhirnya dapat memberikan keuntungan bersama di tengah percintaan kedua anak manusia itu,. tambahnya lagi sambil senyum.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas