Ada Dewi Pemaaf dan Prasasti Korban Bom Atom Nagasaki di Ofuna Kannon
Seandainya patung berdiri, ada yang mengatakan akan menjadi tinggi 66 meter atau 2,5 kali lebih tinggi daripada Great Buddha di Kotoku-in, Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ada tiga hal menarik di tempat wisata Patung Dewi Pemaaf setengah badan Ofuna Kannon ini.
Pertama lama pembuatan makan waktu 31 tahun. Kedua, ada monumen korban bom atom di Nagasaki. Korban adalah warga Perfektur Kanagawa. Ketiga, ternyata banyak nama orang asing terutama Vietnam dan Thailand yang menikah dengan orang Jepang, menjadi penyumbang pembangunan lokasi wisata Dewi Pemaaf Ofuna Kannon (OK) tersebut.
OK atau Ofuna Kannonji atau Muga Sozan Ofuna Kannonji adalah kuil Buddha di daerah Kamakura Perfektur Kanagawa. Letaknya hanya 10 menit jalan kaki dari stasiun kereta api JR Ofuna. Keluar dari stasiun tersebut langsung dengan mudah bisa melihat patung itu karena letaknya sangat tinggi. Tinggi patung 25,4 meter (lebar 18,6 meter) dengan berat 1915 ton, yang didedikasikan untuk Dewi Kuan Yin.
Saat Tribunnews.com mengunjungi lokasi itu, Minggu (11/1/2015) lalu, ada yang mengatakan patung itu setengah badan karena sedang duduk. Lalu seandainya patung berdiri, ada yang mengatakan akan menjadi tinggi 66 meter atau 2,5 kali lebih tinggi daripada Great Buddha (Daibutsu) yang berada di Kotoku-in, Jepang.
Menarik dari pembangunan patung ini karena dimulai tahun 1929 oleh sekte Buddha Soto (Zen). Garis besar patung jadi tahun 1934 namun kemudian tertunda karena perang pasifik meledak. Lalu kelompok sukarelawan Ofuna Kannon Society (dibubarkan tahun 1981) melanjutkan konstruksi tahun 1954 dan akhirnya selesai tahun 1960. Artinya pembangunan 31 tahun baru selesai penuh.
Dari bawah sampai atas patung diwarnai putih semua. Saat pembangunan belum ada mesin pompa semen panjang yang praktis seperti sekarang. Jadi semua dikerjakan berbaris, bahu membahu dari bawah sampai ke atas berderet semua membantu dan membawa adukan semen sampai jadi patung tersebut. Di dalamnya ada museum kecil dan kuil kecil terbuka untuk umum.
Menarik diperhatikan adalah para penyumbang dana pembangunan patung ini ternyata cukup banyak (dari) dengan nama orang Vietnam dan Thailand yang mungkin menikah dengan orang Jepang. Misalnya nama Sasaki Patcharee, yang ditulis dengan huruf alfabet.
Tanda terima kasih sumbangan itu ditulis nama penyumbang pada lampu penerangan kanan kiri jalan menuju patung tersebut.
Kemudian di bawah, dekat pintu masuk, apabila kita menuju patung OK ke kanan, tetapi jika lurus dari pintu masuk maka kita akan melihat tempat monumen perdamaian, tempat penyembahan korban bom atom di Hiroshima dan Nagasaki dengan korban ada yang berasal dari Perfektur Kanagawa (saat bom meledak itu sedang berada di Hiroshima dan Nagasaki).
Dekat monumen itu ada bangunan besar untuk meditasi dinamakan Jikodo Hall, yang juga dijadikan kuil yang berafiliasi dengan Mokusenji (patung Mokusenji ini berdiri dekat monumen perdamaian tersebut).
Patung OK diorganisir pertama kali oleh seorang samurai bernama Kentaro Kaneko dan nasionalis Mitsuru Touyama, yang juga ikut membuat rancangan UU Kekaisaran (Imperial Constitution). Oleh karena itu ada yang mengatakan tempat ini dibangun kalangan nasionalis Jepang, tetapi pecinta damai.
Setelah Perang Pasifik selesai lalu proyek mulai dikerjakan lagi tahun 1954 yang motori kepala pendeta Buddha sekte Soto (Zen), Zenji Rosen Takashina, didukung Menteri Pendidikan, Masazumi Andou, juga didukung Menteri Kehakiman, Ryouzou Makino, serta Keita Goto. Kemudian muncul pula Ofuna-Kannon Society dan restorasi patung dipimpin Yutaka Yamamoto, seorang profesor dari Tokyo University of Arts. Akhirnya selesai penuh pembangunan tahun 1960.
Sekitar bulan September seringkali dibuat festival Yume-Kannon yang merupakan kesempatan bagi kalangan warga asing berpartisipasi dalam festival yang bertema perdamaian, lalu berdoa di kuil patung OK tersebut.
Dalam festival tersebut ada tarian, nyanyian dan berbagai unsur tradisional Jepang, sangat menarik bagi wisatawan asing dan dalam negeri Jepang sebagai tempat pertukaran kebudayaan antarbangsa. Tentu saja ada berbagai masakan dari berbagai negara disajikan selama festival tersebut.
Tidak seperti tempat patung Buddha atau dewa dewi lain di Jepang, lokasi wisata OK ini kurang terkenal di Jepang. Mungkin kurang publikasi. Tetapi sangat menarik dikunjungi karena memang selain ada Patung Dewi Pemaaf tersebut yang besar dan putih juga ada semacam monumen perdamaian mirip di Hiroshima. Kita bisa belajar mengenai perdamaian dari lokasi ini, baik dari Dewi Pemaaf dan monumen perdamaian tersebut. Sayangnya semua tertulis dalam bahasa Jepang.
Lokasi wisata ini dibuka setiap hari termasuk hari libur antara jam 09.00-17.00 dengan tiket per orang 300 yen. Bagi yang takut kesasar kalau sudah sampai di Stasiun Ofuna silakan telepon 0467-43-1561, tentu jawaban semua dalam bahasa Jepang.