Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setidaknya tiga orang pekerja tambang minyak lepas pantai tewas dan 10 orang lainnya terluka, akibat ledakan yang terjadi di tempat mereka bekerja, Rabu (11/2/2015).

Petrobras, perusahaan minyak Brasil, memastikan ledakan terjadi di salah satu anjungan lepas pantai milik mereka dan enam pekerja lainnya hilang. Saat kejadian terdapat 74 orang bekerja di anjungan lepas pantai di lepas pantai negara bagian Espirito Santo.

"Dalam pengalaman kami, sulit untuk membayangkan bahwa yang hilang itu dapat ditemukan dalam keadaan masih hidup," ujar Jose Maria Rangel, kepala Sindipetro-NF, serikat minyak lepas pantai terbesar di Brasil, dikutip dari Reuters, Kamis (12/2/2015).

Penyebab ledakan belum diketahui. Menurut Direktur Keuangan Sindepetro-ES, Davidson Lomba, ledakan disebabkan kebocoran gas yang terjadi di papan Cidade de São Mateus, produksi minyak mengambang, dan kapal penyimpanan dan offloading (FPSO).

Badan regulasi minyak Brasil ANP, mengatakan api telah berhasil dipadamkan, kapal telah stabil, dan produksi minyak dan gas dihentikan untuk sementara waktu. Mereka juga memastikan bahwa tidak ada minyak yang bocor ke laut.

FPSO dimiliki perusahaan Norwegia, BW Offshore Ltd, yang juga memproses gas alam yang dikirim ke pantai melalui pipa bawah laut. Anjungan ini memproduksi sekitar 2,25 juta meter kubik per hari untuk gas alam dan 350 meter kubik per hari untuk minyak. (CNN/Reuters)