Marwan, Tersangka Teroris Asal Malaysia, Terbunuh Dalam Serangan di Filipina
FBI mengumumkan Marwan, tersangka teroris asal Malaysia, terbunuh dalam serangan di Filipina pada bulan Januari.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM -FBI mengumumkan Marwan, tersangka teroris asal Malaysia, terbunuh dalam serangan di Filipina pada bulan Januari.
Marwan yang juga dikenal dengan Zulkifli bin Hir, adalah figur penting dalam kelompok Jemaah Islamiyah (JI).
Ia dipercaya terbunuh dalam serangan di selatan Filipina awal tahun ini yang menewaskan 44 polisi, tapi ini adalah pertama kalinya kematiannya diumumkan ke publik.
"Setelah mempelajari data forensik dan informasi yang didapatkan dari rekan penegak hukum di Filipina, FBI menyatakan tersangka teroris Zulkifli Abdhir telah berhasil dilumpuhkan," dalam sebuah pernyataan dikutip dari kantor berita AFP.
FBI mengumumkan jika Marwan sudah dihapuskan dari daftar "teroris paling dicari" FBI.
Sumber FBI mengatakan identifikasi kematian Marwan melibatkan analisa sidik jari dan tes DNA.
Tersangka ditemukan
Marwan diyakini menjadi dalang dari rangkaian serangan bom di selatan Filipina sejak tahun 2006. Amerika Serikat menawarkan imbalan 5 juta dollar AS bagi pihak yang berhasil menemukannya.
Jemaah Islamiyah, memiliki hubungan dengan Al Qaeda dan punya catatan panjang terkait serangan terorisme di Indonesia. Mereka dipercaya bertanggung jawab atas bom Bali tahun 2002.
Marwan terbunuh pada tanggal 25 Januari bersama ahli bom Abdul Basit Usman.
Serangan ini dikecam di Filipina karena banyaknya jumlah kematian polisi dan kekhawatiran bahwa serangan ini akan mempengaruhi proses perdamaian di bagian selatan Filipina.
Polisi memasuki kota di bagian selatan provinsi Maguindanao yang dikuasai oleh kelompok Front Pembebasan Islam Moro (MILF), yang telah menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah tahun lalu.
Pejabat Filipina menyambut baik konfirmasi kematian Marwan oleh FBI.
"Kami mendapatkan orang yang kami cari dan operasi ini berjalan sukses," juru bicara kepolisian Filipina Generoso Cerbo kepada AFP.