Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pria Ini Gendong Ibunya yang Jadi Korban Gempa Selama 5 Jam Menuju Rumah Sakit

Demi mendapat penanganan medis dengan segera di rumah sakit, Amar Baramu (52) menggendong ibunya Aitimaya (70) di punggungnya

zoom-in Pria Ini Gendong Ibunya yang Jadi Korban Gempa Selama 5 Jam Menuju Rumah Sakit
NPR
Demi mendapat penanganan medis dengan segera di rumah sakit, Amar Baramu (52) menggendong ibunya Aitimaya (70) di punggungnya selama lima jam penuh. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Ruth Vania Christine

TRIBUNNEWS.COM, NEPAL - Demi mendapat penanganan medis dengan segera di rumah sakit, Amar Baramu (52) menggendong ibunya Aitimaya (70) di punggungnya selama lima jam penuh.

Setelah itu, perjalanan mereka lanjut dengan menumpang sebuah bis. Sesampainya di rumah sakit, sehabis melakukan perjalanan dengan bis sekitar 12 jam, ibu Baramu mendapatkan perawatan atas cedera parahnya pada kepala.

Luka tersebut diperoleh setelah tertimpa puing jatuh akibat gempa.

Ketika diminta untuk menceritakan ulang kejadian yang menimpa sang ibu, Baramu langsung membagikan kisahnya beserta sang ibu setelah gempa besar selama 15 menit itu terjadi.

"Orang-orang lansia seperti ibu saya tidak dapat dengan cepat meninggalkan rumah dan mereka terluka parah. Lima hari kemudian, tidak ada bantuan yang datang kepada kami. Kami (bahkan) membuat tempat tinggal sementara dari dedaunan, jerami, dan pakaian kami," jelas Amar.

"Yang tersisa hanyalah pakaian yang saya kenakan. Saya tidak tahu harus melakukan apa. Saya kemari (rumah sakit) untuk meminta pertolongan," kata Baramu lagi sambil menangis.

Berita Rekomendasi

Waktu perjalanan yang panjang berbuah dari jarak perjalanan yang ditempuh Baramu dan sang ibu yang memang cukup jauh, yaitu dari desa Thumi ke distrik Gorkha, di bagian tengah utara Nepal.

Seperti warga desa-desa terpencil lainnya, Amar Baramu ikut dikesalkan oleh bantuan yang nyaris tidak terdengar sama sekali kabarnya di pelosok-pelosok Nepal. Sudah memasuki hari keenam, bantuan baru mencapai bagian timur Gorkha.

Gorkha yang memakan lima jam waktu perjalanan dikatakan memiliki akses yang sulit karena jalannya rusak dan terhambat, serta birokrasi pemerintahnya rumit.

NPR melaporkan, jalan yang menghubungkan Thumi dengan daerah lainnya hanya berupa sebuah jalan tanah yang tidak dilapisi aspal.

Kalaupun ada alternatif jalan lain, perjalanannya akan sangat menantang nyawa, karena sempat terjadi longsor.

Sementara, dikatakan satu-satunya cara untuk meraih tempat-tempat terpencil tersebut adalah dengan helikopter.

Pilot Suberk Shrestha mengaku dirinya sendiri sudah mengantarkan bantuan ke distrik Gorkha dan desa-desa sekitar pusat gempa.

Sayangnya, cuaca pada pekan ini tidak begitu mendukung untuk melakukan penerbangan. Selain itu, menurutnya jika mengambil jalur daratan, banyak jalanan yang terhambat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas