Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keji! Bus Dihentikan, 43 Penumpang Dibantai di Dalam Bus

Sekelompok pria bersenjata tiba-tiba memasuki sebuah bus dan langsung menembaki penumpang sehingga menewaskan 43 orang di Kota Karachi

Editor: Sugiyarto
zoom-in Keji! Bus Dihentikan, 43 Penumpang Dibantai di Dalam Bus
The Huffington Post
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, KARACHI - Sekelompok pria bersenjata tiba-tiba memasuki sebuah bus dan langsung menembaki penumpang sehingga menewaskan 43 orang di Kota Karachi, Rabu (13/5/2015).

Bus berwarna merah muda itu nampak rusak karena lubang-lubang peluru sementara warna merah darah memenuhi tempat duduk dan bahkan menetes sampai ke pintu.

"Kelompok bersenjata itu menaiki bus dan salah seorang di antaranya berteriak 'bunuh mereka semua!' Kemudian mereka mulai menembaki semua orang yang mereka lihat," kata penumpang yang selamat saat diwawancarai oleh sebuah stasiun televisi.

Pejabat Kepolisian, Najib Khan, mengatakan, pelaku berjumlah enam orang dan semua penumpang bus adalah penganut Ismaili, sebuah sekte minoritas Muslim Syiah. Mayoritas penduduk Pakistan menganut Sunni.

Kelompok militan Jundullah mengaku bertanggung jawab atas serangan keji itu.

Organisasi itu punya hubungan dekat dengan Pakistan Taliban dan sempat menyatakan patuh terhadap Daulah Islam (ISIS) pada November 2014.

"Mereka yang terbunuh adalah orang-orang Ismaili yang kami anggap kafir. Dalam beberapa hari mendatang, kami akan kembali menyerang penganut Ismaili, Syiah, dan Kristen," kata Juru Bicara Jundullah, Ahmed Marwat, kepada Reuters.

Berita Rekomendasi

Menurut Kepala Kepolisian Provinsi Ghulan, Haider Jamali, setidaknya 43 orang tewas dan 13 terluka akibat serangan tersebut.

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengatakan, serangan dengan target kelompok minoritas telah membuatnya prihatin.

"Mereka adalah orang-orang patriotik dan cinta damai yang selalu bekerja untuk kejayaan Pakistan. Ini adalah upaya untuk memecah belah negara ini," kata Sharif.

Seorang pemeluk Ismaili, Uzma Alkarim, mengatakan, komunitasnya selalu menggunakan bus untuk bekerja setiap hari dan pernah menerima ancaman.

"Sekitar enam bulan yang lalu, para ketua komunitas telah mengingatkan kami untuk berhati-hati karena munculnya ancaman keamanan. Namun akhir-akhir ini situasinya sudah mereda," kata dia.

Di dalam bus nahas itu, para penyerang nampak meninggalkan sejumlah selebaran dalam Bahasa Inggris bertuliskan "Datangnya Daulah Islam (ISIS)" sambil menyalahkan Syiah untuk "kejahatan barbar di Suriah, Irak, dan Yaman."

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas