Biksu Ashin Wirathu, 'Osama Bin Laden' dari Birma
Sosok biksu Buddha Burma, Ashin Wirathu kini sedang disorot.
Al Hussain mengatakan komentar Wirathu tergolong "ucapan yang bisa memicu kebencian".
Ia juga menilai bahwa komentar tersebut "melecehkan dan tidak menghargai martabat wanita".
"Saya mendesak para pemimpin politik dan agama di Myanmar untuk mengecam semua ucapan yang bisa memicu kebencian," kata Al Hussain dalam satu pernyataan tertulis.
Biksu Ashin Wirathu mengeluarkan komentar ini dalam satu unjuk rasa Januari 2015, untuk menentang lawatan utusan PBB, Yanghee Lee, yang antara lain mengangkat nasib minoritas Rohingya di Myanmar.
'Tidak Menyesal'
Yanghee Lee mengatakan bahwa warga Rohingya hidup dalam kondisi yang sangat mengenaskan.
Wirathu sendiri dalam wawancara dengan BBC menolak tuduhan bahwa dirinya memicu kebencian.
"Saya tidak menyesal ... kata-kata yang saya pakai sangat lunak. Ketika itu saya berbicara tentang isu nasional, bukan berceramah tentang agama," kata Ashin Wirathu.
Wirathu mendekam di penjara selama hampir sepuluh tahun setelah dinyatakan bersalah memicu kebencian terhadap warga etnis Rohingya.
Ia dikenal sebagai pemimpin gerakan 969 yang mengatakan Myanmar adalah negara Buddha dan mestinya ada pembatasan atau boikot terhadap warga Rohingya.