Virus MERS Kembali Mewabah, 2 Orang Tewas di Korsel
Virus Sindrom Pernapasan Timur Tengah (Middle East Respiratory Syndrome/MERS) kembali mewabah.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM - Virus Sindrom Pernapasan Timur Tengah (Middle East Respiratory Syndrome/MERS) kembali mewabah.
Kali ini MERS menyerang Korea Selatan dan dikatakan organisasi kesehatan PBB (WHO) Selasa (02/06/2015) lalu, MERS akan bertumbuh di daerah itu.
Setidaknya 25 orang di Korea Selatan sudah dikonfirmasi terinfeksi MERS. Selain itu, korban tewas akibat penyakit tersebut sudah mencapai dua orang, menurut laporan dari WHO.
Michael Osterholm, Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di University of Minnesota, mengatakan para dokter telah mendiagnosis lima kasus yang belum dikonfirmasi oleh WHO dari total 30 kasus.
Sementara, pejabat Korea Selatan telah mengisolasi 682 orang untuk membatasi penyebaran penyakit yang dapat menular melalui penderita batuk. Karantina dilakukan di rumah masing-masing atau sarana medis lainnya.
Kasus pertama MERS di Korea Selatan tercatat terjadi pada 20 Mei 2015 lalu, menimpa seorang pria berumur 68 tahun yang melakukan perjalanan ke empat negara di Timur Tengah. Gejalanya kemudian berkembang dan sempat dirawat di dua klinik dan RS.
Para dokter pada waktu itu tidak mengarantina pria tersebut, karena ia tidak melapor bahwa dirinya terkena virus MERS. Pria itu sempat berhubungan kontak dengan sejumlah staf medis, pasien RS, termasuk anggota keluarga dan penjenguknya.
Diperkirakan pria tersebut menjadi pemicu virus MERS mulai menyebar di Korea Selatan.
MERS merupakan jenis penyakit yang virusnya masih satu famili dengan Sindrom Pernapasan Akut (SARS). MERS diidentifikasi keberadaannya pada 2003 lalu, yang memiliki berbagai gejala seperti demam, batuk, dan napas pendek.
Sudah ada 1.154 kasus yang sudah terkonfirmasi laboratorium sebagai MERS, di dunia sejak 2012 lalu, yang mengakibatkan korban tewas sebanyak 431 orang.
"Fakta bahwa MERS telah menyebar di seluruh dunia sama sekali tidak mengejutkan. Pertanyaannya adalah, 'Di mana selanjutnya MERS akan menyebar?' Penerbangan apapun bisa membawa seseorang yang sudah terinfeksi (MERS) di Timur Tengah," tutur Osterholm.