Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Untuk Perangi ISIS AS Habiskan Biaya Rp 119 Miliar per Hari

Amerika Serikat menghabiskan lebih dari 9 juta dollar Amerika atau setara dengan Rp119,7 miliar per

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Untuk Perangi ISIS AS Habiskan Biaya Rp 119 Miliar per Hari
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Latihan Evakuasi Darat: Sejumlah personil Us Army bersiap melakukan latihan gabungan evakuasi darat di markas TNI AD Skadron II /Serbu Lanumad A Yani Semarang, Jateng, Senin (15/9/2014). Latihan gabungan ini melibatkan melibatkan 207 personel dari penerbad dan 103 personil Us Army dengan menggunakan 15 unit helikopter yang terdiri dari empat Bell-412, dua Bo-105, dua MI-35, satu MI-17 V5, empat AH Apache, satu UH-60 Black Hawk dan satu HH-60 Black Hawk. Latihan tersebut akan digabungakan dengan personil darat di Situbondo Jawa Timur untuk pada 29/9/2014 mendatang. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan) 

TRIBUNNEWS.COM.WASHINGTON- Amerika Serikat menghabiskan lebih dari 9 juta dollar Amerika atau setara dengan Rp119,7 miliar per hari untuk memerangi kelompok milisi ISIS.

Jumlah itu belum ditambah dengan US$2,7 miliar atau Rp35,9 triliun yang dikucurkan khusus untuk aksi pengeboman di Suriah dan Irak sejak Agustus lalu.

Rincian biaya yang dihabiskan militer Amerika Serikat tersebut dirilis Departemen Pertahanan AS ketika parlemen menyetujui anggaran pengeluaran untuk dana pertahanan sebesar US$579 miliar.

Dana untuk memerangi ISIS tidak akan berhenti mengalir kecuali Kongres AS mengeluarkan undang-undang untuk menghentikan aksi militer.
Angkatan Udara

Biaya operasi militer AS telah melonjak sejak korps bersenjata tersebut memulai aksi mereka di Irak Agustus 2014 lalu. Dari jutaan dolar yang dikeluarkan setiap hari, sebanyak dua-pertiganya mengalir ke Angkatan Udara.

Hal itu disebabkan Presiden Amerika Serikat Barack Obama memutuskan untuk tidak mengirim pasukan infanteri ke Irak dan Suriah.

Operasi militer kemudian dititikberatkan pada aksi serangan udara.

Berita Rekomendasi

Operasi militer kemudian dititikberatkan pada aksi serangan udara dan pengiriman 3.500 personel militer untuk melatih tentara Irak.

Pada Kamis (11/06), Komandan Kepala Staf Gabungan Jenderal Martin Dempsey mengatakan peran Angkatan Udara masih akan diandalkan dalam operasi di Irak dan Suriah untuk memerangi ISIS pada masa mendatang.

Dia juga memunculkan kemungkinan untuk menciptakan jaringan kamp pelatihan bagi tentara Irak di bagian utara negara itu.(BBC)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas