Mencumbu Sisi Romantis Paris Lewat La Seine Bukan Eiffel
Ikon Paris, Prancis, tak hanya Menara Eiffel. Menyusuri Sungai Seine menaiki bateaux-mouches menghadirkan sisi romantis Paris dari sisi lain.
Penulis: Sanusi
Editor: Y Gustaman
Laporan Langsung Wartawan Tribunnews.com, Sanusi dari Paris
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Ikon Paris, Prancis, tak hanya Menara Eiffel. Menyusuri Sungai Seine menaiki bateaux-mouches menghadirkan sisi romantis Paris dari sisi lain.
Hembusan angin dingin musim panas, ditambah gemericik air Sungai Seine semakin membuat gundah. Hari ini terakhir bagi Tribunnews.com dan rombongan Indonesia AirAsia berada di Paris selama kurang lebih tiga hari.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 waktu setempat, tapi matahari masih malu-malu menampakkan sinar. Cuaca Paris sedikit mendung dari atas bateaux-mouches, berbeda dengan hari sebelumnya.
Pelataran Eiffel menjadi titik awal Tribunnews.com menyusuri sungai sepanjang 776 kilometer itu. Berbekal satu lembar kertas senilai 14 Euro, satu per satu kami masuk ke bateaux-mouches bersama turis asal Tiongkok dan anak-anak kecil lucu warga Paris.
Duduk di deretan tengah, Tribunnews.com sengaja memilih tempat duduk paling pinggir untuk menikmati pemandangan sekaligus mendengarkan penjelasan pemandu wisata melalui pengeras suara dengan tiga bahasa yaitu Prancis, Tiongkok, dan Inggris.
Here we go. Perjalanan pun dimulai. Bateaux-mouches atau bus air mulai menyusuri Sungai Seine yang membelah Paris menjadi dua bagian yaitu sisi kiri dan sisi kanan.
Menyusuri Seine menggunakan bus air menjadi alternatif lain jika kita tak sempat berkunjung ke sejumlah tempat wisata di Paris. Setelah Eiffel, kapal akan merapat di tujuh pemberhentian yakni Musée d'Orsay, Saint-Germain-des-Prés, Notre-Dame, Jardin des Plantes, Hotel de Ville, Louvre, Champs-Élysées, lalu kembali ke Eiffel.
Dengan 14 Euro, turis bisa sepuasnya turun-naik atau hop-on hop-off ke sejumlah lokasi tersebut. Hmmm, cukup memuaskan dengan harga 14 euro bisa keliling tempat-tempat menakjubkan. Aliran Sungai Seine ini dimulai dari wilayah Burgundy mengalir ke wilayah North West Prancis, melalui Troyes di daerah Champagne Ardenne. Sepanjang perjalanan, lambaian tangan sejumlah anak kecil dari atas jembatan yang menyeberangi sungai ini bikin bibir tersenyum. Sementara di deretan belakang, pasangan pria dan wanita menikmati perjalanan sambil berpelukan dan sebentar-sebentar berciuman. Menambah rasa romantis perjalanan Tribunnews.com siang ini. Ca m'interesse absolument.
Selama 45 menit mengikuti bus air di Sungai Seine, Tribunnews.com mencatat ada 32 jembatan yang berbeda menyeberangi sungai ini. Sementara di tepian sungai banyak dibangun area yang bisa digunakan untuk sekedar santai hingga area untuk olahraga.
Tak terasa kami sudah berhenti di tempat pertama kami naik bus air, kawasan Eiffel. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 waktu Paris. Kami harus segera pulang ke Jakarta, Indonesia.
Ingin rasanya sekedar makan siang dengan hamparan rumput si sekitar Eiffel. Tapi waktu tak memungkinkan. Tak dapat dipungkiri, hampir setiap sudut Paris menawarkan sisi romantisnya.Tribunnews.com dan rombongan Indonesia AirAsia berharap bisa kembali lagi ke kota indah ini. Tapi satu hal yang pasti: "Ce qui se passe à Paris, reste à Paris."
Au revoir Paris. Je t'aime bien.