Teman-teman Akui Tersangka Penembakan di Gereja Charleston Memang Rasis
Dalam beberapa bulan terakhir ini, Roof diakui oleh kenalannya mulai intens mengeluarkan pandangan rasisnya
TRIBUNNEWS.COM, SOUTH CAROLINA - Menurut pihak berwajib, motif dibalik penembakan di gereja kulit hitam Charleston adalah kebencian rasial. Motif ini tampak senada dengan pendapat dan komentar dari berbagai orang yang mengaku mengenal seorang Dylann Storm Roof (21), sang tersangka penembakan.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, Roof diakui oleh kenalannya mulai intens mengeluarkan pandangan rasisnya dan pernyataan kerasnya terkait penyerangan terhadap kaum kulit hitam.
"Roof sudah berubah. Ia jadi sering mengeluarkan pendapat yang rasis dan selalu mengungkapkan keinginannya untuk melukai orang," komentar Joseph Meek (20), teman masa kecil Roof.
"Menurut saya, ada sesuatu dalam dirinya yang tidak bisa ia lepaskan. Saya sempat bertanya padanya, 'Ada apa?', dan ia hanya mengatakan bahwa ia sedang merencanakan sesuatu yang amat gila," jelas Meek lagi.
Awalnya, Meek tidak begitu serius menanggapi respon Roof. Namun, ia akhirnya sampai mengambil dan menyembunyikan pistol berkaliber 45 milimeter milik Roof lantaran khawatir.
Takut rekam kriminalnya makin memburuk, Meek akhirnya mengembalikan senjata itu, yang kini ia sesali karena telah digunakan dalam aksi penembakan di gereja Charleston.
Dalton Tyler, rekan Roof yang lain, mengaku mereka pernah berpapasan dengan seorang wanita berkulit hitam. Roof kemudian mengeluarkan kata-kata rasis pada wanita itu dan berkata, "Saya akan tembak Anda."
Meski foto profil pada akun Facebook-nya memperlihatkan Roof memakai jaket berlogo bendera era apartheid dan supremasi kulit putih, masih belum jelas apakah pria berkulit putih itu memang pernah menjadi anggota kelompok supremasi kulit putih atau tidak. (Ruth Vania Christine/NYTimes)