Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bocah Penjual Sayur Diamuk Pria Dewasa Tanpa Ampun

Seorang bocah berusia 13 tahun tewas dikeroyok massa, setelah dituduh mencuri. Para pengeroyok tanpa ampun menghabisi bocah penjual sayur itu.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Bocah Penjual Sayur Diamuk Pria Dewasa Tanpa Ampun
net
Ilustrasi mayat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto

TRIBUNNEWS.COM, BANGLADESH - Seorang bocah berusia 13 tahun di Bangladesh tewas dikeroyok massa, setelah dituduh mencuri. Pengeroyokan tersebut terekam kamera dan polisi mengejar pelaku penganiayaan, Senin (13/7/2015).

Di bagian tertentu video berdurasi 28 menit tersebut memperlihatkan si bocah meminta agar diberikan air minum, saat terbaring sekarat di kota Sylhet. Kebrutalan yang dilakukan terhadap bocah tersebut memicu kemarahan masyarakat Bangladesh setelah video itu beredar di sosial media di akhir pekan kemarin.

Hasil autopsi terhadap bocah bernama Samiul Alam Rajon itu memperlihatkan banyak luka di tubuhnya, termasuk kepala, dan dada. Dokter menyatakan si bocah meninggal dunia karena mengalami pendarahan internal.

"Samiul Alam Rajon meninggal pada 8 Juli akibat dipukuli tampa ampun," ujar kepala polisi setempat, Alamgir Hossain, seperti dikutip dari Asiaone.com, Selasa (14/7/2015).

Menurut Menteri Dalam Negeri Junior Bangladesh, Asaduzzaman Khan Kamal, terdapat 64 luka di sekujur tubuh Rajon, termasuk di kepala. "Setidaknya terdapat 64 luka di tubuhnya, termasuk di kepala," kata dia.

Polisi telah menangkap dua orang terlibat penganiayaan terhadap Rajon dan masih memburu empat orang lainnya. "Mereka akan ditangkap dan diberikan hukuman yang berat," kata Kamal.

Berita Rekomendasi

Seorang dari mereka yang ditangkap bernama, Muhit Alam. Ia telah dimasukan ke dalam tahanan setelah polisi menetapkan pasal pembunuhan terhadapnya.

Polisi mengatakan para penyerang mengikat Rajon, penjual sayur paruh waktu yang putus sekolah untuk membantu keluarganya yang miskin, ke tiang karena diduga melakukan perampokan. Namun keluarganya membantah keras tuduhan tersebut.

"Anak saya bukan pencuri. Semua orang tahu itu. Saya ingin keadilan atas pembunuhan anak saya," ujar ibu dari Rojan, Lubna Aktar. (Asiaone.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas