Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kanselir Jerman Dianggap Tidak Punya Empati

Kanselir Jerman Angela Merkel menghadapi kecaman di media sosial, gara-gara membuat seorang bocah Palestina menangis.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kanselir Jerman Dianggap Tidak Punya Empati
dailymail
Kanselir Jerman Angela Merkel berusaha menenangkan seorang pengungsi anak-anak asal Palestina yang menangis setelah mendengar kebijakan Jerman soal menampung para pencari suaka dari Timur Tengah. 

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Kanselir Jerman Angela Merkel menghadapi kecaman di media sosial, Kamis (16/7/2015), setelah kemunculan sebuah video yang menampilkan Merkel tengah menjelaskan kebijakan deportasi kepada seorang bocah perempuan Palestina.

Di saat Jerman masih bergulat dengan kritikan dunia internasional terkait kebijakannya yang keras terhadap Yunani, Merkel malah dihantam masalah baru.

Dalam video itu, Kanselir Merkel terlihat tengah menghadiri sebuah diskusi publik dengan para remaja di kota Rostock sebagai bagian dari program inisiatif pemerintah bertajuk "Hidup Nyaman di Jerman".

Dalam video yang disiarkan televisi publik itu, seorang bocah Palestina bernama Reem mengatakan kepada Merkel bahwa keluarganya mendapat kabar akan segera dikembalikan ke sebuah kamp pengungsi di Lebanon dalam waktu dekat untuk mendapatkan izin tinggal sementara di Jerman.

"Saya ingin kuliah di universitas," kata Reem, yang sudah empat tahun mencari suaka di Jerman itu.

"Sangat sulit melihat bagaimana orang lain bisa menikmati hidup dan Anda sendiri tidak bisa...saya tak tahu bagaimana masa depan saya," ujar Reem dalam bahasa Jerman yang sangat fasih.

Mendengar penjelasan gadis itu, Merkel sesaat terlihat bersimpati sebelum kemudian membela kebijakan pemerintah Jerman terkait para pencari suaka.

Berita Rekomendasi

"Politik bisa sangat keras. Kamu adalah anak yang sangat baik namun kamu juga tahu ada ribuan orang di kamp-kamp pengungsi di Lebanon. Kami (Jerman) tak akan sanggup (menampung)," ujar Merkel.

Merkel menambahkan, bahwa Jerman tak akan mampu menanggung beban menampung semua orang yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan lalu ingin pindah ke negeri dengan perekonomian terkuat di Eropa itu untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Diskusi itu berlanjut untuk beberapa menit hingga Merkel melihat Reem tengah menangis.

"Tapi kamu sudah melakukan yang terbaik," kata politisi perempuan berusia 60 tahun itu, sambil mengusap lengan Reem, mencoba menenangkan dia.

"Saya kira, Ibu Kanselir, ini bukan hanya soal sudah berbuat yang terbaik tapi ini tentang situasi yang sangat sulit," ujar moderator acara itu.

"Saya tahu situasinya sulit, itulah sebabnya saya mengelus dia. Saya ingin mengatakan bahwa dia (Reem) sudah mengalami masa sulit dan dia sudah menjelaskan dengan sangat baik kondisi banyak orang di sana," ujar Merkel.

Namun, perilaku Merkel dalam video itu menuai kecaman. Sebagian warga Jerman mengatakan Merkel sangat terlihat tak memiliki empati. Bahkan tagar #Merkelstreichtelt (Elusan Merkel) menjadi trending topic Twitter di Jerman.

"Pekan ini merupakan waktu yang sangat hebat untuk diplomasi publik Jerman. Satu kekurangannya adalah Merkel membuat seorang pengungsi anak-anak menangis," kata penulis Evgenu Morozov yang kelahiran Belarusia.

Namun, tak sedikit warga Jerman yang membela sang kanselir. "Dia jujur dan sudah pasti tidak dingin," ujar seorang jurnalis berhaluan kiri, Ines Pohl.

Pohl mengatakan, Merkel akan lebih kejam jika membuat janji-janji palsu untuk gadis itu atau menghindari pertanyaannya. Pohl menambahkan, hingga sebagian besar warga Jerman mendukung kebijakan pencari suaka yang lebih liberal, maka Merkel tak bisa berbuat apa-apa.

Tahun lalu Jerman menampung 200.000 orang pencari suaka dan tahun ini kemungkinan sebanyak 450.000 orang pengungsi lainnya juga akan ditampung di negeri itu.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas