Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komedian Pimpin Suara di Pemilu Kepresidenan Guatemala

Seorang komedian bernama Jimmy Morales terkejut ketika mengetahui suara untuknya memimpin di pemilu kepresidenan Guatemala

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Komedian Pimpin Suara di Pemilu Kepresidenan Guatemala
Reuters/Jose Cabezas
Masyarakat Guetamala dari pelbagai lapisan berunjuk rasa di Guatemala City, Guatemala, Kamis (27/8/2015). Mereka menuntut mundur Presiden Otto Perez Molina. 

TRIBUNNEWS.COM, GUATEMALA - Seorang komedian bernama Jimmy Morales terkejut ketika mengetahui suara untuknya memimpin di pemilu kepresidenan Guatemala pada Minggu (6/9/2015). Ia menerima 27 persen dari keseluruhan suara.

Dari 64 persen total suara yang terkumpul, Jimmy memimpin dan mengalahkan kandidat capres lainnya, yaitu pengusaha Manuel Baldizón dan mantan ibu negara Guatemala Sandra Torres, yang masing-masing hanya mengumpulkan 18 persen dan 17 persen suara.

Karena tidak ada kandidat yang mendapatkan 50 persen suara, dua pemenang teratas akan kembali memperebutkan suara pada 25 Oktober 2015 mendatang.

Memimpinnya suara untuk Jimmy dikatakan Wall Street Journal disebabkan oleh surutnya kepercayaan masyarakat Guatemala terhadap politik negara itu. Apalagi setelah dua petinggi negaranya dijerat skandal korupsi.

"Kami tak percaya lagi pada politisi. Upaya untuk menegakkan pemerintahan yang bersih harus terus dilanjutkan, tak peduli siapa yang menang hari ini," ucap seorang warga Guatemala, Leonel Sanchez.

Ketidakpercayaan itu mengakibatkan para pemilih beralih pada pihak-pihak yang belum terkontaminasi penyakit korupsi yang sudah menodai pemerintahan Guatemala selama ini.

Jimmy melalui kampanyenya juga menyerukan slogan "Not Corruptor, Not a Thief" dan berniat untuk membersihkan korupsi dari pemerintahan Guatemala.

BERITA REKOMENDASI

Pemilu ini dilakukan setelah Presiden Guatemala Otto Pérez Molina mengundurkan diri dari jabatannya dan menyerahkan diri ke penjara akibat pemerintahannya yang tersandung skandal korupsi. Wapresnya pun sudah mendahuluinya mendekam di penjara.

Padahal, Otto sebenarnya masih harus menjabat hingga capres terpilih menjabat pada Januari 2016 mendatang. Mengisi kekosongan, wapres pengganti Alejandro Maldonado akan menjadi kepala negara sampai presiden baru telah terpilih.(Wall Street Journal/Voice of America)

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas