Pemimpin Kudeta Bebaskan Perdana Menteri Burkina Faso
Pemimpin Kudeta Burkina Faso membebaskan Perdana Menteri Yacouba Isaac Zida.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, BURKINA FASO - Pemimpin Kudeta Burkina Faso membebaskan Perdana Menteri Yacouba Isaac Zida.
Seperti dilaporkan Aljazeera, Selasa (22/9/2015), Pemimpin kudeta Burkina Faso telah merilis pembebasan Perdana Menteri Negara, Yacouba Ishak Zida, dari tahanan.
Perdana Menteri ditahan bersama Presiden sementara Michel Kafando dan sejumlah menteri kabinet pada Rabu pekan lalu oleh pasukan penjaga Presiden.
Pelepasan Zida, pada hari ini, dilakukan setelah angkatan bersenjata memasuki ibukota Ouagadougou tanpa adanya perlawanan dari pelaku kudeta.
Sebelumnya, Para pemimpin kudeta di Burkina Faso mengatakan mereka telah membebaskan presiden sementara negara itu sebagai tanda itikad baik setelah kudeta hari Rabu (16/9/2015).
Para pemimpin kudeta mengatakan dalam pernyataan bahwa Presiden sementara Michel Kafando sekarang berada dalam kediaman resminya dan mengatakan tindakan membebaskannya sebagai “tanda peredaan ketegangan.”
Kafando, yang ditahan ketika para anggota pengawal kepresidenan menerobos masuk ke dalam rapat kabinet hari Rabu, belum mengeluarkan pernyataan atau tampil di depan umum.
Perdana Menteri Burkina Faso, Isaac Zida, yang ditahan pada waktu yang sama dengan Presiden, kabarnya masih tetap dalam tahanan rumah.
Uni Afrika menskors Burkina Faso hari Jumat karena kudeta itu dan mengancam sanksi terhadap para pemimpin kudeta kecuali kalau mereka membebaskan presiden sementara dan perdana menteri negara itu.
Dewan Keamanan dan Perdamaian Uni Afrika mengumumkan keputusan itu setelah pertemuan sebelumnya hari Jumat di Addis Ababa. Dewan tersebut mengatakan melalui Twitter bahwa Uni Afrika tidak akan mengakui atau mendukung setiap proses politik di Burkina Faso di luar transisi yang diluncurkan bulan November tahun lalu.
Juga hari Jumat, presiden Senegal dan Benin terbang ke Burkina Faso dan memulai pembicaraan dengan pemimpin kudeta Jenderal Gilbert Diendere.
Kudeta tersebut menimbulkan protes di jalan-jalan ibukota, yang diteruskan hari Jumat. Para saksi mengatakan pasukan melepaskan tembakan ke udara untuk mencegah demonstran berkumpul.(Aljazeera/AP/AFP)