Dengan My Number Jepang, Tak ada Lagi yang Bisa Lolos dari Pajak
Dengan NIS ini tidak ada lagi orang yang bisa kabur dari pajak
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mulai kemarin (1/10/2015) sistem My Number atau Nomor Indentifikasi Sosial (NIS) diberlakukan di Jepang.
Semua warga yang tercatat di pemda setempat mulai 5 Oktober nanti, dimulai dari Tokyo, akan menerima kiriman surat berisi Kartu My Number tersebut. Tiap orang akan punya NIS sendiri-sendiri.
"Dengan NIS ini tidak ada lagi orang yang bisa kabur dari pajak, semua data yang bersangkutan masuk ke kartu NIS dan semua data tersebut dengan mudah masuk ke sistem komputer pajak untuk berbagai hal apa pun di Jepang, sehingga terdeteksi pajak dengan baik, yang akhirnya tak ada lagi yang bisa kabur dari pembayaran pajak," ujar sumber pemerintah kepada Tribunnews.com sore ini (2/10/2015).
Oleh karena tidak sedikit yang suka kabur dari pajak di Jepang terutama kalangan keturunan Korea dan China, termasuk pula kalangan hiburan malam Jepang, mereka umumnya tidak senang dan menentang NIS ini. Jelas tak mau pendapatannya ketahuan tak mau ditarik pajak.
"Namun kalau mereka menghindar, hidup mereka pun akan kesulitan nantinya di Jepang karena segalanya akan terikat dengan NIS pada akhirnya, mulai kehidupan belanja sehari-hari dan sebagainya," katanya.
Perkenalan NIS dengan 12 angka tersebut selam aini juga ditakutkan banyak orang akan bisa diretas oleh kalangan jahat sehingga data masyarakat bisa mudah terungkap. Resiko itu lah yang membuat banyak yang menentangnya.
Tanpa NIS kita akan akan bisa dapat pekerjaan, tak akan bis adapat gaji, tak akan bis aberobat dan sebagainy akarena semua akan meminta NIS anda tersbeut dan langsung masuk komputer kantor yang bersangkutan akhirnya masuk ke sistem kantor pajak Jepang.
"Dengan adanya NIS ini semua data pajak akan masuk ke pajak menjadi transparan. Semua orang terinci dapat terdeteksi dengan baik. Selama ini hanya nama bar atau nama klubnya saja tidak ketahuan siapa-siapa saja orangnya," ujar Manabu Kondo, akuntan pajak Jepang yang bermarkas di Kizugawa, perfektur Kyoto Prefecture.
Dengan adanya NIS ini dengan mudah pajak bisa mengetahui seseorang bekerja untuk sebuah perusahaan saja, dua perusahaan atau sekaligus tiga perusahaan bersama, sehingga mendapat uang dari tiga tempat tersebut.
Semua pengusaha pemilik perusahaan harus mencatatkan NIS tiap pekerjanya dan pelaporan NIS tersebut beserta flow uangnya ke kantor pajak.
Kartu notifikasi atau tsuchi kaado akan dikirimkan mulai 5 Oktober besok selama sebulan bergantung wilayah masing-masing di Jepang.
Apabila orang yang bersangkutan tidak ada dapat disimpan beberapa minggu di kantor pos terdekat dan bisa diminta diantar balik ke rumah yang bersangkutan. Kalau tak bisa dapat, maka yang bersangkutan harus mengontak kantor pemda setempat.
Tahun 1997 tercatat uang pajak kalangan pekerja tetap di Jepang per tahun sebesar 4.67 juta yen. Lalu menurun menjadi 4,14 juta yen tahun 2013. Hal ini diperkirakan banyak yang menghindari pajak.