Investor Wakayama Jepang Keluhkan Investasi di Indonesia
Sistem penggajian dan jumlah gaji yang semakin meningkat, dianggap masih membingungkan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Saat kunjungan Gubernur Perfektur Wakayama, Ryuta Ibaragi (46) ke Indonesia antara tanggal 7 hingga 10 Oktober lalu ternyata banyak masalah yang dikeluhkan investor Wakayama yang berinvestasi di Indonesia saat ini.
"Kita baru saja kembali dari Indonesia bersama Pak Gubernur Perfektur Wakayama. Pada intinya semua baik, meskipun ada beberapa hal yang kita keluhkan kepada pihak Indonesia," kata sumber Tribunnews.com, Selasa (13/10/2015).
Sistem penggajian dan jumlah gaji yang semakin meningkat, tetapi berapa patokan yang mesti dilakukan perusahaan Jepang dalam menggaji karyawannya di Indonesia, dianggap masih membingungkan.
"Upah minuman penggajian di Indonesia mungkin ada, tetapi seringkali tak bisa diterapkan dan terus minta naik upah, sehingga membingungkan kami mengenai peraturan di Indonesia soal pengupahan atau penggajian ini," paparnya.
Bukan hanya keluhan soal upah tetapi makan waktu sangat panjang di bea cukai.
"Tidak ada kejelasan di bea cukai kita seringkali bingung sehingga makan waktu lama dan ini membingungkan rencana kerja bisnis di Indonesia," katanya.
Pada hakekatnya kejelasan hukum masih belum ada kepastian di Indonesia, sehingga membingungkan dan menyulitkan usaha kalangan perusahaan Wakayama di Indonesia disamping juga masalah infrastruktur dan kemacetan yang luar biasa di Jakarta yang menjadi keluhan mereka.
"Saat ini ada 19 perusahaan dari Wakayama yang investasi di Indonesia umumnya produsen, terkait kendaraan bermotor. Ada pula perusahaan makanan, perusahaan dagang dan perusahaan pelayanan, tetapi tidak ada lembaga finansial. Ada juga satu orang dari Chugoku Bank Wakayama yang sedang pelatihan di Jakarta, tetapi tak ada yang investasi di Indonesia dari lembaga keuangan," tambahnya.
Selain itu pihak Indonesia yang diwakili Ketua BKPM Franky Sibarani juga menjanjikan apabila ada masalah silakan mengontaknya segera.
"Dia juga mengatakan kemungkinan kalau ke Wakayama, tetapi belum tahu kapan, mungkin akan membuka kesempatan pertemuan dengan pihak perusahaan Jepang yang ada di Wakayama. Kita dari Wakayama mempersilakan kalau memang mau ke Wakayama," jelasnya.
Pada dasarnya pihak BKPM akan berusaha sebaik mungkin melayani perusahaan Jepan yang ada di Indonesia.
Gubernur Wakayama sebagai Gubernur baru pertama kali ke Jakarta, Indonesia.
"Tetapi sebagai pribadi dia sudah pernah ke Bali sebelumnya," kata sumber itu lagi.
Saat ini para pengusaha di Wakayama mengincar Vietnam sebagai target investasi pertama, paling populer. Barulah yang kedua, dari segi popularitas adalah Indonesia dan target investasi ketiga adalah Thailand.
"Apabila semua hambatan di Indonesia itu disingkirkan, terutama ada kepastian hukum mengenai segala sesuatunya, mungkin pihak perusahaan Wakayama akan banyak yang berinvestasi ke Indonesia di masa depan," ujarnya.