TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Seluruh negara yang ikut dalam Inter Parliamentary Union (IPU) menjadikan masalah terorisme, pengungsi dan hak asasi manusia (HAM) dalam sidang Inter-Parliementary Union (IPU).

Indonesia, juga mengusulkan adanya sebuah demokrasi yang dibangun bagi negara-negara anggota IPU, sebuah demokrasi yang tak sekadar ucapan belaka.

Beberapa anggota parlemen dari Indonesia hadir dalam acara IPU yang digelar di Kota Jenewa, Swiss sejak 17 hingga 21 Oktober.

Para wakil rakyat yang diutus dalam acara ini antara lain, Wakil Ketua DPR Fadli Zon (Gerindra), pimpinan delegasi. Kemudian, Evita Nursanti (PDIP), Nazaruddin Kiemas (PDIP), H Hamdhani (Nasdem), Okky Asokawati (PPP), Jazuli Juwaini (PKS), Dwi Aroem (Golkar) dan Alimin (PAN).

Disela-sela sidang IPU, Jazuli Juwaini mengungkap, Indonesia dalam forum ini ingin mengangkat isu-isu yang strategis. Masalah demokrasi bagi Indonesia menjadi isu yang serius.

"Jangan demokrasi yang lips service, tapi demokrasi yang benar-benar diinginkan rakyat," ujar Jazuli.

Demokrasi, menjadi masalah di beberapa negara. Isu lain soal terorisme yang menurutnya telah mengguncangkan keamanan di beberapa negara.

"Dalam IPU kali ini, kita mencoba menawarkan beberapa solusi yang kemudian dibahas bersama negara-negara lain," lanjutnya.

Demokrasi dalam kaitan dengan HAM. Isu yang bergulir, mengenai hak-hak individu yang kemudian menjadi masalah saat itu diungkap ke publik.

Masalah pengungsi, juga menjadi perhatian beberapa negara lain. Lembaga buruh dunia ILO, berkesempatan memaparkan masalah pengungsi yang terjadi saat ini.

"Masalah pengungsi adalah masalah kemanusiaan, masalah hak asasi manusia, masalah hak hidup. Beberapa negara saat ini yang sedang berkonflik mengakibatkan masalah pengungsi. Dan ini menjadi masalah oleh beberapa negara," Jazuli memastikan.

Dalam sidang IPU kali ini, menekankan adanya kesepahaman bagi negara-negara di dunia mengenai pengungsi yang mengedepankan Hak Asasi Manusia (HAM).

Jazuli menambahkan, dalam isu teroris yang diangkat dalam sidang IPU kali ini, negara-negara harus satu pemikiran, jangan sampai ada satu negara yang merasa tertindas. Menurutnya, rasa ketidakadilan, bila terjadi akan menjadi bibit atau lahirnya terorisme.