Pemilu Demokratis Pertama di Myanmar, Warga Harap Aung San Suu Kyi Menang
Dalam banyak jajak pendapat, Pemilu ini sangat penting untuk transformasi dari kekuasaan militer yang selama ini berkuasa pemuh di Myanmar.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
![Pemilu Demokratis Pertama di Myanmar, Warga Harap Aung San Suu Kyi Menang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/aung-san-suu-kyi_20151108_210707.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR - Penghitungan suara sedang berjalan di Myanmar setelah pemungutan suara ditutup dalam Pemilu pertama demokratis, Minggu (8/11/2015).
Dalam banyak jajak pendapat, Pemilu ini sangat penting untuk transformasi dari kekuasaan militer yang selama ini berkuasa pemuh di Myanmar.
Karenanya, warga Myanmar benar-benar mempergunakan kesempatan bersejarah ini untuk memberikan suaranya untuk memutuskan apakah partai berkuasa militer masih akan berkuasa atau menyerahkan kekuasaan ke pihak oposisi yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.
Dilaporkan Aljazeera yang turut memantau jalannya Pemilu, pemungutan suara berjalan lancar tanpa kekerasan atau kerusuhan apapun.
"Hari ini kita dapat membuat perubahan untuk masa depan, untuk yang lebih cerah masa depan negara kita," kata seorang pemilih di Yangon, kota terbesar di negara itu, kepada Al Jazeera.
"Pemilu kal ini dipandang sebagai lebih inklusif dan sah dibandingkan dengan pemilihan terakhir lima tahun yang lalu," ujar wartawan Al Jazeera Florence Looi melaporkan dari Yangon.
Pemantau internasional diizinkan memantau jalannya Pemilu yang tidak dilakukan pada pemungutan suara dalam pemilu 2010.
Asa Syuu Kyi Menang
Daw Nilar Tin (48) dan putrinya Su Chan Myae San (21) mengatakan mereka memberikan suara mereka sedini mungkin, agar bisa mendengar hasil perhitungan.
Daw Nilar Tin dan ketiga anaknya berharap oposisi akan menang.
Aung Suu Kyi hadir untuk mereka yang memilih di Yangon.
Melihat kehadiran tokoh yang mereka dukung, sontak terdengar elu-eluan dari pendukungnya. "Ibu Aung San Suu Kyi".
Untuk diketahui, Aung Suu Kyi dan partainya memenangkan pemilu tahun 1990 lalu. Tetapi militer menolak keputusan dan menjadikan Suu Kyi tahanan rumah.
Tokoh oposisi yang dekat di hati masyarakat ini menghabiskan banyak waktunya antara tahun 1989 dan 2010 dalam tahanan politik yang dilakukan Partai berkuasa yang tak lain kekuatan militer.