Mengintip Perjudian Gelap di Jepang yang Dikelola Yakuza
Pengaturan judi sangat ketat di Jepang. Namun anehnya tiga hal ini tidak disebut judi oleh hukum Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perjudian memang secara hukum dilarang Jepang. Tetapi perjudian sudah ada di Jepang sejak lama. Di tengah masyarakat yang suka berjudi biasa dikenal dengan nama bakuchi atau tobaku.
Pengaturan judi sangat ketat di Jepang. Namun anehnya tiga hal ini tidak disebut judi oleh hukum Jepang. Apa itu? Undian berhadiah yang biasa disebut Takarakuji karena dikontrol pemerintah pusat dan pemerintah daerah, kerja sama dengan swasta.
Hal kedua yaitu Pachinko. Ini jelas-jelas sebenarnya judi, ada hadiahnya. Secara fisik tak boleh ada uang, bonus yang diperoleh dari bola-bola kecil bisa ditukarkan hadiah misalnya boneka dan lain-lain di lokasi Pachinko.
Tapi kenyataan kita dapat menukarkan dengan uang, asalkan di luar lokasi Pachinko. Seolah beda lembaga jadi tak ada tanggung jawab pihak Pachinko.
Bonus yang kita peroleh ditukarkan dengan catatan dari pihak Pachinko, lalu ditukarkan di luar tempat terpisah, seperti loket, di loket itulah ditukarkan menjadi uang.
Hasil akhir ya uang dan judi.
Namun Pachinko dianggap sebagai games, atau permainan just for fun saja, dan tak melibatkan uang. Padahal penghasilannya puluhan triliun yen per tahun dan umumnya dikelola kalangan keturunan Korea (Utara), lalu uang "lari" ke Korea Utara.
Hal ketiga adalah pacuan kuda, lomba balap sepeda dan lomba motor boat, semua dijudikan, menyangkut uang, tetapi dianggap sebagai game juga bukan judi.
Padahal jelas-jelas perjudian dan perlakuan juga seperti Pachinko hanya untuk senang-senang, permainan belaka. Sedangkan uang di tempat "tetangga".
Kemudian nyata-nyata judi Baccarat dan 100 persen judi lain ternyata juga bisa ditemukan di Tokyo khususnya di daerah hiburan Kabukicho Shinjuku Tokyo.
Hiburan judi semacam ini nyata-nyata dikelola setidaknya kerja sama dengan pihak mafia Jepang (Yakuza) secara tersembunyi dan dengan kode-kode atau pastinya, harus dikenal dulu sebelum masuk ke sana.
Artinya, kalau kita sendiri masuk ke sana, dipastikan tidak mungkin, kecuali orang di dalam sudah mengenal kita.
Lalu bagaimana masuk ke sana? Harus diantar calo atau yang sudah dikenal orang di dalam perjudian tersebut. Cukup tukang buka pintu perjudian tersebut, bila kenal kita, "Douzo" Silakan masuk, dengan mudah.
Itu baru satu hal. Kemudian hal kedua adalah lokasi tidak ada yang tahu, tersembunyi, rahasia dan benar-benar tak disangka ada di "sana".
Yang pasti tidak akan ada papan nama, tak ada tanda-tanda di luar. Tetapi para penjudi biasanya sudah tahu.
Lokasi pintu masuk, misalnya seolah seperti pintu darurat ke luar dari gedung (bukan pintu masuk). Atau seolah pintu gudang atau pintu tempat stok barang, tidak terawat dan tak diperhatikan atau ditinggalkan pemilik gedung.
Pintu-pintu yang sangat tidak menarik seperti itulah sebagai pintu masuk judi terlarang atau judi gelap di Jepang.
Kemudian ketuk pintu juga tidak dilakukan.
Lalu bagaimana memasukinya? Ada tanda tombol tersembunyi dekat pintu tersebut yang tak diduga, tak kita sangka sebelumnya kalau itu pencetak bel dan ada di lokasi tersembunyi.
Bel itu kita pencet, lalu akan dibukakan oleh si tukang pintu yang rapi menggunakan baju jas putih berpita juga. Keren sekali tukang pintu ini.
Setelah itu kita akan disambut wanita cantik memberikan Oshibori atau lap tangan hangat lembab untuk membersihkan tangan kita.
Barulah ditawarkan dan ditanya, mau ikut judi yang mana.
Ada dua macam biasanya, yang murah itu pun mulai 5.000 yen, atau yang mulai dari 30.000 yen dan top 300.000 yen untuk Baccarat.
Namun dengan permintaan khusus dan memang diketahui kita kaya raya punya banyak uang, sebenarnya bebas uang judi berapa pun bisa kita taruh di sana.
Melihat jumlah tamu yang berjudi dan taruhan ratusan ribu yen, tidak heran perjudian gelap di Jepang per malam saja bisa mencapai miliaran yen berputar di meja judi.
Jumlah tamu per malam sedikitnya di saat sangat sepi juga bisa mencapai 10 orang per malam dan kalau ramai bisa sampai 50 orang atau lebih mungkin ke luar masuk tempat judi tersebut.
Namun kalau sudah penuh biasanya dilakukan pengontrolan ketat orang masuk, agar tidak ketahuan pihak otoritas kepolisian dan lainnya.
Lalu siapa tamu yang masuk ke luar itu? Umumnya sudah diketahui identitasnya, setidaknya dikenalkan oleh si A atau si B dan sebagainya sehingga jelas.
Mereka sangat hati-hati sekali dalam memasukkan orang ke dalam tempat judi gelap tersebut.
Di dalam ruangan judi, jelas suasana berbeda, benar-benar dunia uang dan judi. Namun tetap terkontrol dengan baik dan dilihat, diperhatikan betul oleh para staf yang minimal ada lima orang termasuk wanita.
Apabila ada masalah apalagi masalah uang, siap-siaplah berurusan dengan Yakuza dan siap-siap hilang nyawa atau cacat seumur hidup kalau sampai tahu kita hanya main-main saja.
Info lengkap yakuza silakan baca di www.yakuza.in.