Aktor Teror Paris Gunakan PlayStation 4 untuk Komunikasi
Pria yang diberi julukan sebagai penjahat perang itu juga digambarkan tengah menyeret mayat-mayat tersebut dengan mobil pick up.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Siapa aktor intelektual di balik aksi teror berantai di Paris, Jumat (13/11)?
Muncul nama Abdelhamid Abaaoud (27), warga negara Belgia yang kini menjadi algojo kelompok ISIS di Suriah.
Abdelhamid digambarkan sebagai sosok eksekutor para musuh kelompok ISIS, termasuk tentara pemerintah Suriah.
Dalam beberapa foto dan video ia tampak tersenyum di depan tumpukan mayat tentara pemerintah Suriah.
Pria yang diberi julukan sebagai penjahat perang itu juga digambarkan tengah menyeret mayat-mayat tersebut dengan mobil pick up.
Selain bertindak sebagai algojo,ia juga berperan sebagai perekrut ribuan anak muda untuk bergabung dengan ISIS di Suriah.
Di antara anak muda tersebut terdapat adiknya sendiri, Younes, yang baru berusia 13 tahun.
Abdelhamid Abaaoud berasal dari Distrik Molenbeek, Brussel, Belgia, sebuah kawasan yang sering disebut sebagai sarang teroris.
Di kawasan itu pula diyakini delapan teroris berkumpul dan mendapat rompi bom bunuh diri, sebelum beraksi di Kota Paris.
Selain Abdelhamid, polisi mengidentifikasi dan memburu seorang warga negara Belgia, Salah Abdeslam (26), yang lolos dari pemeriksaan di perbatasan Prancis-Belgia, Sabtu lalu.
Tak pelak polisi Belgia kemudian menggerebek tempat tinggal Salah Abdeslam di Molenbeek, Selasa (17/11).
Namun penggerebekan itu gagal menangkap Salah Abdeslam.
Para saksi mata mengungkapkan polisi bersenjata lengkap menutup area yang luas di Distrik Molenbeek. Sesekali terdengar rentetan senjata.
Satu orang ditangkap polisi dalam penggerebekan itu namun belum diketahui identitasnya.
Kakak kandug Salah bernama Ibrahim Abdeslam (31), diketahui sebagai pelaku bom bunuh diri di Paris.
Ibrahim tewas setelah meledakkan diri di luar kafe Comptoir Voltaire.
Sedangkan saudara kandungnya yang lain, Mohammed Abdeslam, sempat ditangkap polisi Belgia namun kemudian dilepaskan.
Mohammed Abdeslam, mengaku ia dan keluarganya terkejut ketika mengetahui dua saudaranya terlibat dalam serangan di Paris.
Ketika diinterogasi, Mohammed Abdeslam mengaku keluarganya tidak mengetahui keberadaan Salah Abdeslam.
"Saya punya dua saudara (kakak) laki-laki yang sebenarnya hanyalah sosok yang biasa saja. Saya dan keluarga sangat terpukul atas apa yang telah terjadi. Kami tak menyangka saudara kami itu terlibat dalam serangan teror tersebut," ucapnya.
Polisi Prancis melakukan serangkaian penggerebekan terkoordinasi di seluruh negeri, Selasa pagi.
Hasilnya, puluhan orang ditangkap dalam penggerebekan di Toulouse, Grenoble, Calais dan dua pinggiran Kota Paris.
Kementerian Dalam Negeri Prancis menegaskan polisi anti-teror melakukan penggerebekan di 168 lokasi. Sejumlah senjata ditemukan, termasuk peluncur roket.
Polisi Belgia menduga, komplotan teroris itu saling berkomunikasi tidak menggunakan jalur biasa tapi memanfaatkan Sony PlayStation 4 agar tidak mudah dilacak.
Menteri Dalam Negeri Belgia Jan Jambon mengatakan komunikasi lebih sulit dilacak dibandingkan Whats App yang banyak dipakai di ponsel berbasis android.
Kelompok ISIS yang mengaku bertanggungjawab terhadap serangan di Paris, juga mulai mengancam serangan serupa terhadap Amerika Serikat (AS).
Ancaman dilakukan melalui video propaganda terbaru mereka.
Direktur CIA, John Brennan mengatakan serangan di Paris, merupakan alarm bagi AS, untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Ini bukan hanya Eropa. Saya pikir kita di sini, di Amerika Serikat, jelas harus waspada," ujar Brennan.
Pihak berwenang AS, telah meningkatkan kehadiran mereka untuk mengantisipasi segala gangguan keamanan.
Para pejabat AS juga khawatir bahwa para penyerang di Paris mungkin telah menggunakan teknologi enkripsi untuk menyembunyikan komputer dan ponsel komunikasi mereka. (dailymail/feb/rut/sam)