Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamanan Ketat Saat Salat Jumat di Masjid Agung Paris

Khotbah imam pada salat Jumat kali itu mengecam kekerasan yang terjadi di ibukota Prancis itu.

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pengamanan Ketat Saat Salat Jumat di Masjid Agung Paris
Euronews
Sejumlah jemaah yang akan memasuki area masjid agung Grande Mosquée de Paris, Prancis, Jumat (20/11/2015), diperiksa oleh sejumlah petugas kepolisian. (Euronews) 

TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Salat Jumat di Grande Mosquée (Masjid Agung) de Paris, Prancis, Jumat (20/11/2015), dibayangi oleh pengamanan ketat kepolisian Prancis.

Dikatakan oleh Euronews, langkah pengamanan di Masjid Agung Paris itu dilakukan terkait tragedi Paris yang menewaskan 129 orang itu.

Meski demikian, jemaah tetap melakukan ibadahnya dengan khusyuk.

Khotbah imam pada salat Jumat kali itu mengecam kekerasan yang terjadi di ibukota Prancis itu.

"Aksi kriminal itu dilakukan oleh warga Prancis yang mengklaim menjadi pengikut Islam dan menganggap dirinya merupakan seorang pejihad," demikian isi khotbahnya.

Khotbah pada hari itu khusus dituliskan dalam sebuah kertas yang dibagikan pada tiap jemaah di masjid-masjid Prancis, dibuat oleh Dewan Muslim Prancis (CFCM).

"(CFCM) tidak akan pernah lelah untuk mengatakan berulang-ulang bahwa Islam sangat jauh dari ideologi yang menyiratkan kebencian, seperti yang dipahami oleh para teroris itu."

Berita Rekomendasi

Awalnya, sesudah jam salat Jumat, jemaah Grande Mosquée de Paris berencana melakukan konvoi damai anti-terorisme.

Namun, rencana itu diminta untuk dibatalkan karena kepolisian mengatakan pihaknya kesulitan menjamin keselamatan tiap peserta konvoi dan jemaah yang ikut.

"Masuk akal jika pengamanannya sampai sedemikian ketat. Ini semua karena generalisasi berdasarkan apa yang telah terjadi, berdasar aksi yang dilakukan oleh individu tertentu yang belum tentu dilakukan atas nama Islam," komentar seorang jemaah soal pengamanan ketat saat salat Jumat itu.

"(Umat Islam) tak perlu meminta maaf (atas tragedi itu). Bersimpati, mungkin. Kami juga kehilangan kerabat dan saudara kami dalam serangan itu," katanya. (Euronews/Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas