Calon Presiden AS Donald Trump Ingin Masjid Terus Diawasi
Trump juga mengatakan pada wawancara tersebut bahwa Muslim juga "harus melaporkan diri."
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Donald Trump mencoba menjelaskan komentarnya tentang dukungan terhadap wacana pendataan untuk melacak Muslim di Amerika, usulan yang menimbulkan kecaman keras dari bakal calon kandidat presiden lain dari Partai Republik dan keheranan di antara para ahli hukum.
Mantan Gubernur Florida Jeb Bush menyebut usulan tersebut "menjijikkan." Senator Florida Marco Rubio mengatakan ide tersebut "tidak perlu" dan tidak akan didukung warga Amerika. Senator Texas Ted Cruz, yang biasanya berusaha tidak mengkritik Trump sepanjang kampanye pemilihan presiden 2016 ini, mengatakan, "Saya tidak mendukung pencatatan tentang warga Amerika yang dilakukan oleh pemerintah."
Wacana pendataan Muslim di Amerika pertama kali muncul ketika Trump diwawancara oleh Yahoo News dan dipublikasikan pada hari Kamis (20/11). Ketika ditanya tentang apakah Muslim seharusnya melaporkan diri atau membawa tanda pengenal khusus yang menyebutkan agama mereka, Trump mengatakan, "Kita harus mempertimbangkan banyak hal dengan seksama.''
Trump kemudian ditanya lagi mengenai wacana tersebut oleh seorang wartawan NBC News Kamis malam. Ketika ditanya apakah sistem pendataan diperlukan untuk melacak Muslim di Amerika, Trump mengatakan, "Diperlukan banyak sistem, tidak hanya pendataan.'' Wartawan tersebut bertanya apakah Trump akan menerapkan kebijakan itu bila ia menjabat sebagai presiden. Trump menjawah: "Saya pasti akan menerapkannya."
Trump juga mengatakan pada wawancara tersebut bahwa Muslim juga "harus melaporkan diri."
Dalam sebuah wawancara di Fox News Channel Jumat malam, Trump mencoba menjelaskan posisinya. "Saya ingin ada watch list bagi pengungsi Suriah yang akan diijinkan masuk oleh Obama, kalau Partai Republik tidak menghentikan niat tersebut," katanya.
Ia juga mengatakan tidak senang dengan pertanyaan-pertanyaan wartawan NBC tersebut.
Ia menanggapi wacana tersebut saat berkampanye di Alabama pada hari Sabtu, dan mengatakan pada para hadirin bahwa laporan media tentang pernyataannya itu tidak akurat. Tapi ia juga menyuarakan dukungannya untuk pengawasan tambahan, baik terhadap para pengungsi yang tiba di Amerika dan beberapa masjid.
"Jadi untuk meluruskan berita: Saya ingin ada pengawasan terhadap orang-orang ini. Saya ingin ada pengawasan bila diperlukan," kata Trump. "Saya ingin ada pengawasan terhadap beberapa masjid, OK?''
Tuntutan pembatasan
Serangan maut di Paris yang menewaskan 300 orang dan melukai ratusan lainnya meningkatkan ketakutan di AS dan menimbulkan tuntutan diberlakukannya pembatasan terhadap para pengungsi Suriah yang melarikan diri dari negara mereka yang terus dirundung perang.
DPR meloloskan undang-undang minggu ini yang intinya melarang pengungsi Suriah dan Irak memasuki Amerika. Tidak jelas apakah Senat bisa mendapatkan cukup suara untuk mematahkan veto yang akan dikeluarkan Presiden Barack Obama terhadap undang-undang tersebut.
Ahli kebebasan masyarakat sipil mengatakan peraturan pendataan untuk Muslim merupakan tindakan yang bertentangan dengan konstitusi. Ilya Shapiro dari Cato Institute mengatakan usulan tersebut melanggar hak-hak dasar privasi dan kebebasan.
Marci Hamilton, seorang ahli hukum dari Yeshiva University tentang kebebasan beragama, mengatakan, mengharuskan Muslim melaporkan diri merupakan pelanggaran terhadap perlindungan kekebasan agama yang dilindungi oleh Konstitusi.
Bakal calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton, ketika berkampanye di Tennessee Jumat malam, mengatakan, "Mr. Trump sudah menyerang imigran Meksiko, dan perempuan dan sekarang ia menyerang Muslim Amerika. Kita harus bertanya pada diri kita sendiri: Apakah negara kita seperti ini?''
Ben Carson, pensiunan ahli bedah yang merupakan saingan utama Trump dari Partai Republik, mengatakan AS seharusnya mempunyai database tentang "semua warga asing yang masuk ke negara ini," tapi ia menolak usulan melacak warga AS berdasarkan agama mereka.
Carson mengatakan ia akan mendukung pemerintah mengawasi "masjid, gereja, organisasi, sekolah atau media apapun yang banyak terdapat radikalisasi dan sentimen anti-Amerika." [dw]
Sumber: VOA-Indonesia