Jelang Kedatangan Paus ke Afrika Kaum Gay Minta Tidak Sebut 'LGBT' Sebuah Kutukan
Hampir seluruh negara di benua Afrika, kecuali Afrika Selatan, memberikan sanksi terhadap individu yang terlibat melakukan hubungan seksual sejenis
Penulis: Ruth Vania C
TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN - Akan melenggang ke Afrika pada 25 November 2015 mendatang, Paus Fransiskus diminta untuk membawa pesan agar umat semakin bertoleransi dengan komunitas LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual, Transgender).
Dikutip dari Reuters, menjelang kedatangan Paus Fransiskus, kaum gay di Afrika meminta sang paus untuk menjelaskan bahwa menjadi LGBT bukanlah suatu 'kutukan'.
"Saya ingin Paus Fransiskus setidaknya memberitahu mereka bahwa menjadi LGBT bukanlah sebuah kutukan. Menjadi gay di Uganda sudah menjadi sebuah tantangan," jelas Jackson Mukasa.
Jackson adalah seorang gay asal Uganda, yang 2014 lalu sempat dipenjara karena dicurigai melakukan hubungan seksual sesama jenis, sebelum akhirnya tuduhan itu ditarik karena tidak memiliki bukti kuat.
Hampir seluruh negara di benua Afrika, kecuali Afrika Selatan, memberikan sanksi terhadap individu yang terlibat melakukan hubungan seksual sesama jenis.
Standar sanksinya adalah hukuman penjara, namun beberapa otoritas negara mulai ingin memberlakukan hukuman mati atau penjara seumur hidup untuk individu yang tertuduh demikian.
Sedangkan, meski kedatangan sang paus ke Afrika pekan ini sempat terancam dibatalkan karena kekhawatiran risiko keamanan, Paus Fransiskus dikatakan tetap akan melakukan kunjungan ke sana.
Termasuk dalam misinya di sana adalah upaya untuk mendukung perdamaian, keadilan sosial, serta konsiliasi antara umat Islam dan Kristen, melalui pidato serta kunjungan ke tempat penampungan pengungsi dan masjid. (The Straits Times/Reuters)