Indonesia Diduga Serang Data Komputer Bank Sentral Australia
Bank Sentral Australia (RBA) menduga Indonesia berada di balik pelanggaran jaringan komputernya, dua tahun lalu.
Keterangan untuk media di situs hanya bertuliskan, "Biro tidak mengomentari masalah keamanan."
James Turner dari Asosiasi Keamanan Informasi Australia (AISA), yang memiliki 3.000 anggota dari industri keamanan IT, mengatakan, sektor ini ramai dengan spekulasi.
"Jika sebuah negara tertarik untuk mendapatkan akses ke aset informasi tertentu, mereka akan memperpanjang sumber daya, dan begitu mudah diprediksi bahwa mereka mengejar organisasi Australia, tentu saja," tuturnya.
Ia mengungkapkan, "Saya tak bisa komentar tentang aset apa yang secara khusus mereka cari tapi ini telah dipikirkan dan akan ada jalan menuju target potensial lainnya atau mungkin sejumlah sasaran lainnya yang telah diidentifikasi sebagai sumber yang baik."
James mengatakan, para hacker selalu mencari tautan terlemah dalam rantai informasi.
"Jadi Anda tak pernah maksimal menyerang bagian terbaik dari pertahanan sebuah organisasi. Seringkali seorang penyerang akan menyerang rantai pasokan dan contoh yang bagus dari ini adalah ‘Target’, sebuah toko rumah tangga di Amerika Serikat,” katanya.
Ia menambahkan, "Kompromi terhadap mereka sebenarnya datang dari sebuah perusahaan rekayasa yang memantau dan mendukung sistem HVAC.”