Tersangka WNI yang Ditahan Polisi Jepang Miliki Video Cara Buat Bom
Kedua WNI ditangkap dengan tuduhan pelanggaran UU
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Salah seorang dari dua orang adik kakak (Deni Daniel (40) dan adiknya Irfan Arizal, 31) yang ditangkap polisi Jepang tanggal 24 November lalu, yaitu Deni, ternyata memiliki video cara pembuatan bom.
"Kami telah memeriksa external hard disk (HD) milik Deni di komputernya dan mengagetkan menemukan banyak hal yang terkait senjata api dan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah )," papar sumber Tribunnews.com sore ini, Senin (14/12/2015).
Kedua WNI ditangkap dengan tuduhan pelanggaran UU Valuta Asing dan Kontrol Perdagangan Luar Negeri,
Di komputernya tersebut ditemukan berbagai video termasuk metode pembuatan instant bom serta detonator. Jumlahnya ada 11 video.
Demikian pula data terkait ISIS berupa jurnal di simpan dalam folder Arabian Peninsula al-Qaeda (AQAP).
Demikian pula daftar orang yang terlibat di dalam grup teroris yang menargetkan sesuatu.
Namun ini ini masih belum dapat dikonfirmasikan lebih lanjut.
Dari 11 video yang ditemukan, 10 video mengenai cara pembuatan detonator, termasuk cara membuat kitchen timer (bom waktu).
Video tersebut dibuat dengan teks di bawahnya dalam bahasa Indonesia.
Sebuah jurnal berjudul "Dabiku" dari AQAP milik ISIS telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Membuat orang mudah terinspirasi membuat bom secara efektif, papar sumber itu lagi.
Pihak keamanan Jepang masih terus menyelidikinya, ingin tahu bagaimna sebenarny ajalan pikiran Deni terutama terkait dengan video pembuatan bom dan penjualan suku cadang senjata api serta pisau komando yang dilakukan, telah disita oleh polisi saat ini.
"Pelanggaran valas dan perdagangan internasional sudah pasti, tetapi apabila sampai terlibat kasus terorisme, ini sangat berat sekali hukumannya," ungkap sumber itu lagi.