Banyak Warga Suriah Mati Kelaparan, Sebagian Bertahan Hanya Mengkonsumsi Air dan Garam
Sekitar dua lusin orang meninggal karena kelaparan di Madaya Suriah sejak konflik berkepanjangan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURIAH - Sekitar dua lusin orang meninggal karena kelaparan di Madaya Suriah sejak konflik berkepanjangan.
Warga tak bisa bergerak leluasa terkepung selama enam bulan.
Tak jika tak menemukan sesuatu untuk dimakan, mereka bertahan dengan hanya mengkonsumsi air dan garam.
Bertahan hidup agar nyawa tak melayang kini jadi bayang-bayang kelam bagi ribuan keluarga di kota Suriah Madaya, itulah konsekuensi dari pengepungan yang diperparah musim dingin.
Gambar mengerikan tubuh-tubuh kurus tersebar luas, bayi bermata lebar karena kurang susu, laki-laki tua dengan tulang iga menonjol hingga foto orang-orang mengais sampah untuk mencari makan.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Aktivis kemanusiaan di Madaya mengungkapkan, kondisi itu tercipta tak adanya keamanan di Kota itu sehingga pasokan makan minim.
"Banyak orang disana hanya bertahan dengan air dan garam saja,"kata aktivis setempat kepada Al Jazeera dikutip tribun jogja, Rabu (13/1/2016).
Warga terpaksa melarutkan garam ke dalam air hanya untuk membunuh rasa lapar yang membuat mereka terasa sekarat setiap harinya.
Kota itu mati, warga tak bisa bergerak sebab wilayah itu dikelilingi oleh ranjau darat yang ditanam oleh rezim Suriah.
Pada bulan Desember, setidaknya 22 orang meninggal karena kelaparan, termasuk enam bayi. Ibu-Ibu kurang gizi tidak dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk diberikan kepada bayi.
Sebelumnya juga diinformasikan warga yang tinggal terisolasi dan terpaksa makan kucing, anjing dan rumput karena kesulitan mendapatkan makanan.
Para aktivis mengatakan warga yang putus asa terpaksa makan hewan liar, sementara kondisi yang lain memburuknya situasi membuat harga makanan termasuk susu bayi melonjak.
Seorang pimpinan gerakan lokal yang menyebut dirinya dengan nama Samir Ali mengatakan kota perbatasan gunung Madaya telah dikepung sejak awal Juli dan kondisi diperburuk dengan cuaca dingin dan kurangnya pasokan.
Bahkan warga terpaksa membakar pintu rumah mereka untuk menghangatkan diri dari serangan cuaca dingin.
Dia mengatakan kepada kantor berita Associated Press melalui Skype harga barang barang kebutuhan melonjak luar biasa. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.