Bagaimana Narkoba dan Senjata Api Masuk ke Jepang?
Lalu bagaimana cara penyelundupan itu dilakukan lewat laut?
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sangat menarik mengungkapkan jalur narkoba dan senjata api ke Jepang.
Tanggal 10 Februari lalu penyelundupan sedikitnya 100 kilogram narkoba masuk ke Jepang lewat Kagoshima berhasil digagalkan polisi Jepang.
"Narkoba dan senjata api umumnya dari Korea Utara masuk lewat laut ke bagian selatan Jepang. Dulu banyak lewat Niigata kini ketahuan lewat Kagoshima yang berada di selatan Jepang," papar Seiriki Kenji (74) mantan pimpinan Yamaguchigumi (Yamakengumi) yang pensiun sejak 8 tahun lalu, khusus kepada Tribunnews.com baru-baru ini.
Sumber Tribunnews.com yang lain juga mengungkapkan, pola laut menjadi pola umum selundupan narkoba dan senjata api ke Jepang. Ada pula yang dari China.
Lalu bagaimana cara penyelundupan itu dilakukan lewat laut?
Paling mudah dimengerti adalah lewat koordinat lokasi dan data kedalaman laut di mana barang-barang tersebut sengaja ditenggelamkan.
Lalu pada saat tertentu, dengan data pengukur lokasi dan kedalaman laut, si pengambil akan mudah mendapatkan barang-barang tersebut yang biasanya juga ditenggelamkan dengan pemberat yang cukup berat. Mengapa?
"Arus laut yang berada di dalam laut terkadang cukup keras juga sehingga bisa menghanyutkan membawa semua barang dagangan tersebut ke tempat lain sehingga sulit ditemukan dan ini bahaya karena harganya sangat mahal sekali. Oleh karena itu pakai pemberat yang cukup berat agar tidak kabur barang tersebut diikat dengan tali yang sangat kuat pula,"kata sumber itu lagi.
Permasalahan lain adalah ada tidaknya pengawas penjaga pantai, petugas laut Jepang yang seringkali patroli kini di tepian laut Jepang.
Dulu banyak penyelundupan di pesisiran Laut Jepang sekitar Niigata dan sekitarnya.
Dengan semakin banyak penyelundupan dan telah terdeteksi polisi penjaga pantai, lokasi diubah-ubah ke tempat lain sehingga pindah kita ke sekitar Kagoshima seperti ditemukan baru-baru ini.
Selain itu kapal nelayan Jepang selalu juga menjadi saksi mata yang seringkali melaporkan kepada petugas patroli pantai sehingga gerakan di pinggir laut tidaklah mudah, terutama bagi para "penjemput" barang tersebut.
Belum lagi kalau sudah sampai pantai, ada kemungkinan pula saksi lain yang ada di tepian pantai ditakutkan melapor kepada petugas patroli pantai pula.
"Oleh karena itu bagian penjemputan barang memang sangat sensitif dan sulit melakukan pengambilan barang, plus resiko barang terhanyutkan arus laut kalau lama-lama tidak diambil."
Narkoba adalah salah satu tiang utama penghasilan kalangan mafia Jepang (yakuza). Apalagi kini peraturan Anti Yakuza semakin membatasi gerak para anggota yakuza dalam kegiatan sehari-hari.
"Narkoba dan senjata api memang menjadi keuntungan cukup besar bagi kalangan yakuza. Tetapi uang palsu tidak dilakukan dan itu biasanya dilakukan Korea Utara yang sangat canggih memalsukan dolar Amerika," papar Seiriki.
Saat ini arus mafia dari luar Jepang juga semakin banyak terlihat di selatan Jepang.
Pihak kepolisian Jepang terutama daerah Kita Kyushu semakin meningkatkan kewaspadaannya.
Tak heran anggaran pemerintah Jepang untuk proyek anti yakuza dan kejahatan di selatan Jepang semakin membengkak belakangan ini sampai mencapai sekitar satu miliar yen per tahun.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in